#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Minggu, 15 Juli 2012

Koperasi di Indonesia Masih Mati Suri

palu, sulawesi tengah
Pergerakan koperasi dimulai sejak negara ini berdiri namun hingga hari ini, koperasi masih mati suri. Setidaknya itu gambaran hasil riset dari Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia.

Anggota peneliti Kelompok Studi Pedesaan Universitas Indonesia Nia Elvina, MS.i menyatakan intrusi kapitalisme yang makin dalam menjadi faktor penyebab masih stagnannya perkembangan koperasi di tanah air.

“Instrusi kapitalisme itu jadi penyebab mengapa koperasi di Indonesia belum bisa berkembang dengan baik, belum lagi berkembangnya demokrasi liberal di Indonesia,” kata Nia saat memperingati Hari Koperasi ke-65.
Menurutnya, dalam kondisi serba terbatas bahkan terpojok orang lebih cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan merasa terlepas dari ikatan masyarakat.

“Partisipasi masyarakat untuk memperjuangkan dan membela kepentingan bersama itu mengalami degradasi tinggi,” jelas Nia.

Hal lain yang menyebabkan koperasi bak pepatah ‘Maju kena mundur kena itu’ karena basis dari struktur sosial masyarakat Indonesia yang juga tak cukup kuat. Dicontohkan, bagi petani, tanah jadi basis struktur mereka.

Namun kenyataannya, kebanyakan petani merupakan buruh tani bahkan tidak memiliki tanah alias landless sehingga mereka tidak mempunyai faktor produksi. //terbit/fenty

Maghfur Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar