#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Februari 2013

Sengketa Lahan, Krisis Pangan, dan Reforma Agraria

Oleh: Benget Silitonga
 
ANALISADAILY.com - Salah satu "PR" pemerintah yang hingga kini tak kunjung selesai adalah penyelesaian sengketa lahan. Dari tahun ke tahun perampasan dan penggusuran tanah-tanah rakyat yang berujung menjadi sengketa lahan semakin marak terjadi. Sampai 2011 terdapat 14.337 sengketa lahan dengan berbagai tingkatan (BPN). Data September 2009-April 2011 ada 910 perkara sengketa lahan dilaporkan ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Di Sumut, dalam kurun waktu 2005-2012 ada 2.833 sengketa lahan yang ditangani Polda Sumut ("Bom Waktu Sengketa Lahan", KOMPAS 28/5/2012).

Sabtu, 10 November 2012

Pahlawan di Negeri Korup

Oleh Munawir Aziz
 
SUARAMERDEKA.com, KORUPSI jadi wabah yang terus memburu korban dan menyusup dalam mental manusia Indonesia. Mental koruptif warga negeri ini sudah mencapai titik akut. Pemegang kuasa, dari pucuk tertinggi sampai struktur desa, sering tergoda mempraktikkan korupsi. Tindakan koruptif seolah-olah menjadi watak, mekanisme berpikir, dan strategi bekerja yang mengesampingkan sikap kreatif.

Mekanisme kerja manusia koruptif mendasarkan pada struktur berpikir instan yang merasuk dalam pikiran dan tubuh. Mental dan skema kerja semacam itu menghapus kreativitas untuk menjadi manusia produktif.

Selasa, 14 Agustus 2012

Raport Merah Bupati Donggala Di HUT 60 Tahun Kabupaten Donggala

Oleh : Syafruddin. K **

Selamat ulang tahun ke-60 tahun Kabupaten Donggala. Di hari yang sangat membahagiakan ini, kabupaten Donggala memasuki umur yang cukup matang dan telah menorehkan berbagai prestasi baik di kancah daerah maupun nasional. Prestasi tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sulteng, Longki Djanggola dalam sambutannya pada perayaan HUT Kabupaten Donggala yakni penghargaan Piala Adipura ke kempat kalinya dari Presiden RI dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI Perwakilan Sulteng.

Atas prestasi tersebut, Gubernur Sulteng mengharapkan “Kabupaten Donggala dapat menjadi kota impian dan icon Sulawesi Tengah yang patut untuk dibanggakan,” kata gubernur dihadapan Bupati Donggala, Habir Ponulele dan seluruh pejabat Pemerintah kabupaten Donggala.

Di hari yang sangat membanggakan di pertengahan tahun 2012 ini, ada satu prestasi (baca prestasi negatif) yang mungkin lupa disampaikan oleh Gubernur Sulteng yakni peristiwa tragedi berdarah di Balaesang Tanjung, yang mengakibatkan 1 orang tewas, 4 orang luka tembak dan 15 orang lainnya mendekam di tahanan Polres Donggala.

Kamis, 09 Agustus 2012

Mempertanyakan Negeri Pertanian Krisis Pangan

Sebagai negara yang amat subur, tanaman apapun bisa tumbuh di negeri ini. Lahan seluas 40,6 juta hektar dengan kondisi tanah subur sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat negeri ini. Namun, yang patut dipertanyakan adalah kenapa bisa negeri yang begitu subur lahan pertaniannya justru terancam hanya gara-gara melambungnya harga bahan baku tempe? Pasti kita semua geleng kepala menyaksikan hal ajaib seperti ini terjadi di sebuah negeri dengan lahan luas dan kondisi tanah yang begitu subur. Indonesia sudah berada di ambang zona gawat darurat dalam hal pangan. Sedikit-sedikit, impor. Impor beras, jagung, garam, elektronik hingga yang teranyar heboh impor kacang kedelai. Padahal semua orang di dunia, apalagi orang Indonesia sendiri mengakui kalau tanah Indonesia subur untuk ditanami segala macam tanaman. Batang ubi tinggal lempar sesuka hati, tumbuh dengan sendirinya. Ranting kayu ditancapkan dimana saja, bertunas perlahan tanpa harus disirami. Batang tebu yang terbuang ke pinggiran lobang sampah, sungai dan peceran, lama-lama keluar tunasnya menjadi bibit baru yang tumbuh menjadi tumbuhan tebu. Sebenarnya apa yang salah? Kenapa bisa sampai kehabisan stok kacang kedelai dan repot-repot mengimpor dari negara lain?

Jumat, 03 Agustus 2012

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT KULAWI DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM


Oleh  :  Andreas Lagimpu

Pendahuluan

Keberadaan dan kehidupan manusia tidak lepas dari keberagaman mahluk hidup ( flora dan fauna ) sebagai berkat Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta atau dalam bahasa To Kulawi disebut PEWAI TO PEHOI, demi kebutuhan hidup manusia ciptaanNya. Dengan perkembangan peradaban manusia di dunia maka semakin beragam pulalah kebutuhan dalam hidupnya.  Dengan demikian akan lebih banyak membutuhkan bahan dari sumber daya alam demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Menyadari akan pentingnya bahan-bahan dari sumber daya alam guna pemenuhan kebutuhan hidup manusia, diperlukan suatu jalan keluar guna memadukan kedua aspek tersebut agar supaya dapat berjalan bersama-sama. Yang sangat jelas diantara kedua aspek tersebut akan ada perilaku untuk mengambil dan diambil, menggunakan dan digunakan. Pada akhirnya salah satu diantaranya akan mengalami penurunan, kelangkaan secara perlahan. Itu artinya bahwa sumber daya alam yang diantaranya ada yang bermanfaat untuk kehidupan manusia akan mengalami penurunan baik kualitas maupun kwantitasnya.

Sabtu, 28 Juli 2012

TRAGEDI BERDARAH BALAESANG TANJUNG : Upaya Masyarakat Untuk Mempertahankan Hak

Alat Berat Yang Di Bakar Massa Di Desa Walandano
Jerit dan isak tangis keluarga menggemuruh menyambut kedatangan Masdudin yang akrab dipanggil Sando. Kini Ia terbujur kaku tak bernyawa, setelah punggungnya tertembak timah panas hingga tembus ke bagian perut. Sebagian warga terlihat berdiri di halaman, depan pintu rumah dan di tepi jalan dengan mata yang berkaca-kaca sepanjang desa Malei. Suasana haru dan duka mendalam sangat terasa menyelimuti Jum’at pagi itu. “ Tidak Ada Korban Penembakan ” kata para petinggi kepolisian. Begitu berita tersiar di berbagai media, baik cetak maupun elektronik.

Kamis, 12 Juli 2012

Mungkinkah, Nasionalisasi Pertambangan & Migas?

Palu-Sulawesi Tengah,

Dalam ayat 3 Bab XIV Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, jelas dinyatakan bahwa segala hal seperti, air, tanah, hasil Bumi Indonesia dikuasai oleh Negara untuk Kesejahteraan Masyarakat.

Secara harfiah dalam Pasal tersebut, utuh, menyeluruh bahwa segala hal sensitif, strategis bahkan pribadi (Indonesia) alangkah bijak tetap dikuasai Negara. Termasuk Migas dan Pertambangan didalamnya.

Rabu, 11 Juli 2012

Mempertahankan Kebudayaan Daerah

AG-Palu Sulawesi Tengah
Oleh : Muhammad Gunari

Kecemasan kita terhadap punahnya kebudayaan daerah membentuk sebuah ilustrasi miris: pada suatu saat kebudayaan daerah itu tinggal makam keramat yang dipuja. Di satu sisi kita telah mengagung-agungkan kesenian tradisional sebagai asset kebudayaan daerah. Di lain kenyataan, eksistensi kehidupan kebudayaan daerah sudah layu. Nyaris mati atau tidak terpakai lagi dalam kehidupan masyarakat kita. Kenyataan pahit itu makin didukung pengaruh globalisasi dan sikap generasi muda kita yang makin rapuh saja menerima arus kebudayaan asing. Desa dengan homogenitas penduduknya ternyata tak bisa kita pungkiri, desalah sebenarnya pusat kebudayaan daerah itu. Dan memang akar kebudayaan daerah—baca: tradisonal—lahir dan tumbuh dari desa. Masyarakat desa yang monokultur merupakan apresiator kebudayaan yang teguh dan loyal dalam mempertahankan tradisi leluhurnya.

Lihat saja betapa upacara-upacara tradisional semacam ruwatan dari Jawa, reba dari Riau, pesta Gendang Guro Aron (Karo) dan sebagainya merupakan tradisi masyarakat desa yang masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Belum lagi upacara-upacara adat perkawinan dan kesenian tradisional, hidup dan berkembang di alam pedesaan kita.

Selasa, 03 Juli 2012

Penulis Buku “Lapindo, Konspirasi SBY-Bakrie” Masih Hilang

awam green,

Penulis buku “Lumpur Lapindo File, Konspirasi SBY-BAKRIE”, Ali Azhar Akbar dinyatakan masih hilang. Seharusnya, siang hari ini, Ali Azhar menghadiri sidang kedua di Mahkamah Konstitusi (MK) yang dimulai pukul 13.30 WIB terkait permohonan uji materi pasal 18 UU APBN-P 2012 tentang alokasi anggaran untuk kepentingan Lumpur Lapindo terhadap pasal 23 ayat (1), pasal 23 C, dan pasal 23 E UUD 1945 sebagai landasan uji materiil.

Saat diminta untuk memperkenalkan diri oleh Hakim Konstitusi, kuasa hukum pemohon, Taufik Budiman menyatakan, bahwa hingga saat ini, Ali Azhar masih hilang kontak. Taufik hanya memperkenalkan dua pemohon lainnya, yaitu Dr. Tjuk Kasturi Sukiadi dan Letjen Marinir (Purn) Soeharto.

“Kami perkenalkan, di sebelah kanan saya, adalah pemohon, Dr Tjuk Kasturi Sukiadi, dan sebelah kanan lagi, Letjen Marinir (Purn) Soeharto. Adapun, bapak Ali Azhar Akbar, hingga saat ini kami masih kehilangan kontak dengan beliau,” kata Taufik Budiman di hadapan majelis hakim, Selasa siang (3/7), di ruang sidang Mahkamah Konstitusi.

Aduhai, Indonesia Mau Bantu IMF Rp 9,2 triliun

awam green, palu - sulteng
Oleh : Amunarso Narso

Inilah negeri kocak, dimana pejabatnya lebih manut ke pihak lain ketibang bekerja membuat sejahtera rakyatnya. Ditengah utang negara yang terus meningkat, dan belum lama ini ribut ribut, bahwa APBN kita kurang duit, sehingga BBM harus naik. Tak lama kemudian terdengarlah kabar pesawat latih tua jatuh hingga menimbulkan korban jiwa.

Aneh, anggaran untuk alokasi pesawat yang akan menjaga kedaulatan negara tak kunjung turun, sementara sang presiden kok mampu membeli pesawat ke presiden hingga, yang kabarnya Rp 800 milyar. Kemudian DPR tak sungkan untuk menolak pembangunan gedung untuk KPK, sementara untuk perjalanan studi banding terus tetap berlanjut.

Senin, 02 Juli 2012

Dagelan Penghematan Bensin

palu-awam green-,
Oleh : Herry Gunawan

Sebuah spanduk besar berwarna merah tertempel di dinding tembok pom bensin di Pondok Indah, Jakarta. Isinya kira-kira seperti ini: “Terima kasih kepada pengguna kendaraan dinas pemerintah, karena telah mengisi bensin tanpa subsidi.”

Entah apa maksud spanduk ini. Untuk memberitahu masyarakat (bahwa kendaraan dinas harus pakai Pertamax) atau ada maksud lain? Sulit dipahami.

Spanduk merah di pom bensin sepertinya muncul setelah adanya Peraturan Menteri ESDM No 12/2012 tentang pengendalian penggunaan bensin. Peraturan itu mengharuskan kendaraan dinas, tak terkecuali milik perusahaan plat merah, untuk menggunakan bensin tanpa subsidi.

Peraturan ini sudah berlaku di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan pada 1 Agustus kelak akan diperluas ke seluruh daerah di Jawa-Bali. Dengan keharusan seperti ini, pemerintah seolah memberi contoh ke masyarakat untuk tidak lagi menggunakan bensin bersubsidi.

Orientalisme

Sulawesi Tengah, Awam Green,
Oleh : Indah Meitasari
 
Orientalisme, dikemukakan oleh Edward W. Said dalam bukunya Orientalism: Western Conception of The Orient yang berupaya menggugat hegemoni barat dan mendudukkan timur sebagai subjek. Said Lahir di Yerussalem, Palestina tahun 1935 dan besar di Mesir dan Amerika. Hidup di lingkungan Palestina yang nyaris berpenduduk muslim, dengan nama depan (Edward) berasal dari Inggris dan nama belakang (Said) dari Arab, serta nama tengah (Wadie) dari nama sang ayah yang berbisnis di Kairo.

Sebagai seorang Palestina, ia merasa kalah dan terusir dari negerinya, lalu lari ke Kairo. Dia tidak menganggap dirinya sebagai “ahli” poskolonial meski banyak mengungkapkan ide mengenai poskolonial. Sebutan tersebut diberikan oleh para poskolonialis yang melihat bahwa bukunya merupakan karya pemikiran tentang poskolonialisme. Sebagai orang yang pernah dijajah, masa lalunya bersifat traumatik, diaspora. Said mengatakan bahwa kehidupannya tidak lepas dari sejarah masa lalunya. Ada masalah yang menyangkut ingatan kolektif dimasa lalu, dia juga merasa terasing ditanah airnya sendiri


Berkenaan dengan kehidupannya di Kairo Mesir, Said mengungkapkan bahwa ada masalah besar di barat, terutama tentang timur, bahwa penggambaran mengenai Arab dan Islam begitu rendahnya. Didalam bukunya, digambarkan suatu bidang kajian ketimuran atau orientalisme, yang bersumber dari Inggris dan Prancis. Sejak awal abad XIX hingga akhir Perang Dunia II, Prancis dan Inggris mendominasi dunia timur dan orientalisme, sedangkan sesudah Perang Dunia II dominasi tersebut diambil alih Amerika yang melakukan pendekatan pada dunia timur seperti yang ditempuh Inggris dan Prancis sebelumnya. Dari kedekatan ini, muncul berbagai teks yang disebut sebagai ‘teks-teks orientalis’.

Kamis, 21 Juni 2012

Pak Soeradji: Menyelamatkan Sungai dan Hutan dengan Bungker Bio Gas

awam green

Gunung Panderman di Kota Batu akan segera habis pohonnya dan sungai di Malang akan penuh dengan kotoran sapi jika saja tidak ada yang peduli dengan limbah ini. Bagaimana tidak sekitar 1.300 sapi perah milik penduduk di lereng tersebut mengahasilkan limbah 10 ton lebih perhari. 

Maka R.Soeradji sebagai juru juru kunci gunung Panderman mulai 10 tahun lalu membuat inovasi bungker limbah yang bisa menghasilkan bio gas untuk memasak warga. Bio gas ini juga untuk menyalakan lampu jika sedang pemadaman listrik.

Selasa, 19 Juni 2012

Petani di Negeri Agraris Masih Miskin

awam green

Oleh: Imansyah Rukka
 
SALAM Petani Indonesia. Apa kabar petani Indonesia? Kali ini Petani Center sebagai salah satu LSM Nasional ingin memberikan sedikit prespektif serta membuka pandangan masyarakat terhadap keadaan petani kita saat ini di Indonesia.

Yang saya maksud kali ini adalah petani tanaman pangan terutama padi. Setelah beberapa tahun pemerintah Indonesia meluncurkan berbagai program untuk mendokrak stok pangan nasional ternyata ada yang masih dilupakan pemerintah, yaitu nasib petani itu sendiri. Sehingga seakan-akan petani hanyalah sebuah lilin, yang menerangi sekelilingnya namun sedikit demi sedikit dirinya akan terbakar habis.
 

Senin, 18 Juni 2012

Desa Bergerak Menuju Kehancuran Pangan

awam green

Oleh : Syahrun Latjupa
 
Tak bisa membayangkan jika suatu saat petani di desa harus membeli semua kebutuhan pokoknya. Paling tidak ada tiga (3) hal kebutuhan yang mendasar bagi keberlanjutan kehidupan manusia yakni sandang, papan dan pangan. Dari tiga (3) kebutuhan tersebut, kebutuhan pangan-lah yang sama sekali tidak bisa tertunda.

Di Sulawesi Tengah, paling tidak dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, tanaman komoditi terus mendominasi lahan dan pekarangan petani di desa.  Lahan – lahan yang dahulu ditanamani tanaman berupa jagung, ubi serta padi ladang mulai banyak beralih fungsi  untuk ditanami tanaman – tanaman komoditi.

Minggu, 17 Juni 2012

Swasembada Gula 2014 Sulit Tercapai

awam green

Prof. Dr. Bustanul Arifin, Guru Besar UNILA, Professorial Fellow di InterCAFE dan MB-IPB

Metro Kolom - Ekonomi gula kembai menyita perhatian publik setelah muncul sinyalemen dari Pemerintah sendiri bahwa target swasembada gula sebesar 5,7 juta ton pada tahun 2014 akan sulit tercapai. Apakah hal ini merupakan indikasi untuk merevisi target swasembada gula seperti pada era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid Pertama ataukah merupakan upaya serius untuk mengejar target swasembada tersebut? Hanya waktulah yang akan menjawabnya.

Para analis sebenarnya amat paham bahwa target swasembada gula 2014 itu sulit tercapai melihat persoalan di hulu usahatani dan hilir industri serta langgam administrasi birokrasi pemerintahan saat ini. Masyarakat awam pun cukup skeptis terhadap rekam jejak prestasi dan kapasitas pemerintah untuk sekadar memenuhi janji-janji politik yang dicanangkannya sendiri pada saat Pemilihan Umum.

Jumat, 15 Juni 2012

Menyoal Kerusakan Hutan

Awam Green

Oleh : Jhon Rivel Purba
Tiga kata yang bisa menggambarkan pengelolaan hutan di Indonesia sejak orde baru (1966) hingga sekarang adalah kata: rasuk, rakus, dan rusak. Penguasa dirasuki oleh roh kapitalisme sehingga pemilik modal (kapitalis) yang rakus bisa melahap sumber daya alam khususnya hutan di negeri ini. Pada akhirnya terjadi kerusakan hutan yang meningkat setiap tahunnya.
Berbagai produk perundang-undangan dan kebijakan sejak masa rezim orde baru didasarkan pada semangat kapitalisme (industrialisasi) dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya. Lahirlah Undang-undang No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (UU PMA) dan Undang-undang No. 5/1967 tentang Pokok-pokok Kehutanan (UUPK), yang membuka pintu masuk bagi arus modal asing.


Lingkungan Bersih, Bebas Sampah

Awam Green

Oleh : Wothson G J Sinaga, S.Pd. 
 
Sebagai limbah manusia, sampah kerap sekali menjadi sebuah permasalahan yang tidak kunjung merdeka. Hingga sekarang masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan kebersihan lingkungan. Terbukti di lingkungan tempat kita tinggal masih banyak sampah. Sampah tersebut berserakan di tempat-tempat umum dan cukup merusak pemandangan 
dan kebersihan lingkungan.
 
Masih banyaknya masyarakat yang belum sadar lingkungan akan membuat dampak buruk bagi lingkungan. Tidak mengambil tanggung jawab atas sampah sendiri membuat mereka seenaknya membuang sampah sembarangan. Bukan hanya buruk bagi lingkungan namun 
juga tidak menjadi teladan bagi anak-anak dan orang lain. Sehingga kian lama sampah 
akan semakin menumpuk dan berakibat buruk bagi pemandangan juga drainase lingkungan.

Kamis, 14 Juni 2012

Potomu, Pasar Tradisi Masyarakat Lokal Di Sulawesi Tengah

Awam Green

Oleh : Syahrun Latjupa

LPA. Awam Green - Pasar dapat dimaknai sebagai tempat bertemunya dua kepentingan yakni antara orang – orang yang menyediakan berbagai kebutuhan dan orang – orang yang akan memenuhi kebutuhan. Baik dari masa pertukaran barang (barter) hingga masa menggunakan alat transaksi dalam bentuk uang. Namun sudah dapat dipastikan bahwa pasar merupakan salah satu aktivitas tertua dibumi ini.

Rabu, 13 Juni 2012

Sekolah (Pura-pura) Gratis

awam green

Oleh : Novyana Handayani

Siapa tak senang dengan kata-kata gratis. Apapun yang gratis, bisa habis dalam sekejab mata. Apalagi asekaolah gratis. Alangkah indahnya, enam tahun sekolah dasar dan tiga tahun di menengah pertama, ditempuh tanpa mengeluarkan materi.

Tak perlu bayar uang BP3 atau apapun namanya. Tak perlu beli buku, karena buku online tersedia. Apalagi ada dana BOS, dari pemerintah pusat. Tapi siapa sangka, gratis selalu sesuai dengan persyaratan. Gratis tersebut tidak termasuk uang seragam yang harus dibayar di awal penerimaan siswa baru (PSB).