#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;
Tampilkan postingan dengan label Catatan Lapangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Lapangan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Oktober 2012

Sepenggal Kisah Dari Pinembani: To Pakava, Orang-orang Yang Terlupakan


Oleh: Ewin Laudjeng

Mau Koe Kodi Bulu Siora,
(Meskipun Kecil Gunung Siora)
Ne Nuepe Kanja Rede Kadana,
(Jangan Kau Peduli Tubuhnya Yang Pendek)
Njisi Ri Vana, Nalabu Savana
(Meresap ke Rimba, Karamlah Sevanah)
Njisi Ri Lemba, Nalabu Salemba,
(Meresap ke Lembah, Karamlah Selembah)
Njumampipi Vana Manggasuvia
(Sekeliling Rimba memberi Penghormatan)

Alkisah, seorang lelaki bertubuh pendek datang dari pegunungan. Dia bermaksud meminang seorang puteri bangsawan di Lembah Palu, Sulawesi Tengah. Sang puteri bangsawan dan keluarganya tak berkenan menerimanya. Tapi, ketika lelaki itu melantunkan  syair di atas, dengan serta merta Sang puteri dan keluarganya menerima lelaki itu dengan penuh penghormatan.

Senin, 17 September 2012

Ibu Ecih, Sendiri Dalam Keramaian

Dari Kiri : Finna, Brian, Suci, Ibu Ecih dan Agist
Kunjungan lapangan bersama empat (4) siswa SMA Kornita Bogor yakni Brian Ibnu Syam, Agist Agnia Fidzly Almatin, Suciyati Martinea, dan Finna Hanifah Amatullah, ke desa Tegal Encong, kecamatan Cariu, kabupaten Bogor membawa cerita tersendiri. Ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan kikigaki yang digagas oleh NGO Kyouzon No Mori di Jepang bekerjasama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kornita Bogor dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Sakado Jepang. 

Sabtu, 14 Juli 2012

Duria Bali; Naghia Nuapa ghi boi ? ( Duria Bali; ada apa disini ? )

Banawa Tengah - Donggala - Sulawesi Tengah,
Malam sudah sedari tadi menyelimuti dusun kecil ini, ketika kami tiba di dusun kecil ini, jam telah menunjukkan angka 1, pertanda kami sudah melewati pertengahan malam, hanya suara musik dari MP3 dan obrolan-obrolan kecil diantara kami yang mengisi kesunyian malam saat memasuki Desa Povelua, salah satu desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Banawa Tengah, pemandangan sepanjang jalan agak samar, karena memang desa ini belum terjamah oleh program pembangunan berupa listrik masuk desa, kalaupun ada cahaya lampu listrik yang terlihat menerangi satu-dua rumah itu adalah listrik yang berasal dari genset, yang tidak banyak orang bisa memilikinya, ironis memang, dengan jarak kurang dari 20 km dari ibukota kabupaten Donggala, dan juga merupakan daerah sumber air untuk PDAM yang setiap hari memberikan stock air untuk Kota Donggala dan desa-desa di Kecamatan Banawa Tengah, desa ini belum diperdulikan untuk ikut menikmati apa yang dinamakan pemerataan pembangunan.

Jumat, 13 Juli 2012

Saralonja; Tesa dako ri Ngata Tompu (Saralonja; Sepenggal kisah dari Ngata Tompu)

Awam Green, Palu, Sulawesi Tengah
Oleh : Deni Prianto**
 
Tina I Kosi ( Foto : Deni Prianto 2012 )
Hari masih pagi, matahari baru menampakkan dirinya sebagian, tapi kehidupan orang Tompu sudah menggeliat sejak tadi subuh, seorang nenek berusia sekitaran 80-an tahun nampak sudah mempersiapkan seikat padi untuk ditumbuk, Tina i Kosi demikianlah panggilan beliau sehari-hari, beliau mulai membersihkan lesung dan alu dan mulailah kegiatan nombayu atau menumbuk padi dilakukan, seikat padi tadi mulai dimasukkan dilesung dan kemudian mulai ditumbuk secara berirama dan teratur, menggambarkan keteraturan kehidupan yang ada di Ngata Tompu, kadang-kadang ayunan pombayu (alu) itu terlihat cepat, kadang lambat sesuai dengan kebutuhan tenaga untuk merubah padi itu menjadi beras, setelah beberapa saat, nenek itu menghentikan kegiatan nombayunya, dan mengumpulkan padi yang sudah ditumbuk tadi ke dalam tapis, dan kemudian mulai menapis, untuk mengeluarkan kulit-kulit padi yang sudah terpisah dengan beras, kemudian mulai lagi dengan menumbuk padi tadi, nama padi itu adalah Saralonja.

Jumat, 01 Juni 2012

Pembangunan Sekolah : Rasa Kesyukuran Dan Kekecewaaan


Sekolah Dasar Negeri Marena
Tahun 2004, muncul berbagai mimpi masyarakat di dusun Marena tentang bagaimana merancang masa depan bersama. Salah satu dari mimpi tersebut yakni adanya sebuah bangunan sekolah dasar. Ini sebagai upaya para orang tua agar anak – anak bisa menikmati pendidikan yang mudah terjangkau. Sekolah dasar yang terdekat, kurang lebih 15 kilometer jaraknya dari dusun ini

 


Rabu, 16 Mei 2012

Sukurman : Danau Dampelas Harus Di Kelola Secara Arif

Sederhana, rendah hati dan penuh semangat. Mungkin itu sekilas untuk menggambarkan sosok pak Sukurman, seorang nelayan di danau Dampelas desa Talaga kecamatan Dampelas – Sojol ( Damsol) kabupaten Donggala propinsi Sulawesi Tengah.

Jumat, 02 Desember 2011

Catatan Pendek : Masyarakat Lauje Di Desa Ogoalas

Desa Ogoalas merupakan salah satu dari 14 wilayah administrative desa yang berada di kecamatan  Tinombo kabupaten Parigi Moutong. Wilayah desa Ogoalas mayoritas dihuni oleh suku Lauje. Secara administrative desa Ogoalas berada dikecamatan Tinombo kabupaten Parigi Moutong propinsi Sulawesi Tengah. Jarak desa Ogoalas dari ibu kota kecamatan di desa Tinombo 8 Km, dari ibu kota kabupaten 178 Km dan dari ibu kota propinsi 231 Km. Dari data desa, diperoleh jumlah penduduk desa Ogoalas mencapai 3816 jiwa dan sebanyak 675 Kepala Keluarga.

Minggu, 12 Desember 2010

Sibalaya Utara : Berbagi Cerita Masalah Pengelolaan Sumberdaya Alam Dalam Masyarakat Adat Di Kabupaten Sigi

Kira - kira empat puluh menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat, kita telah tiba desa Sibalaya Utara dengan jarak tempuh kurang lebih 30 km dari kota Palu, ibu kota propinsi Sulawesi Tengah.

Rabu, 08 September 2010

Catatan Kecil ” Orang Tompu ”

”Kami to ri Tompu” demikian mereka memperkenalkan dirinya pada orang luar. Tompu salah satu dari ratusan perkampungan tua yang tersebar didaerah pegunungan Sulawesi Tengah. Tidak kurang 15 Km jaraknya kearah timur kota Palu dan dihuni salah satu komunitas adat suku kaili yang berdialek ledo. Secara administrasi ngata Tompu berada di kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, propinsi Sulawesi Tengah.

Minggu, 14 Maret 2010

Catatan Dari Desa Malino

Oleh : Sulaeman, Dj *

Desa Malino merupakan salah satu desa dari 18 desa yang berada dalam wilayah pemerintahan  kecamatan Balaesang, kabupaten Donggala propinsi Sulawesi Tengah. Desa ini sebelumya merupakan wilayah Desa Sibayu. Tahun 2004 Malino resmi menjadi sebuah wilayah administratif sendiri yang dibagi menjadi empat bagian pemerintahan dusun. Letak Desa Malino berada pada sisi barat dari ibukota kecamatan Balaesang ( Desa Tambu ) tidak kurang dari 21 km. Sedangkan dari ibu kota kabupaten Donggala jaraknya mencapai 162 km.

Sabtu, 06 Maret 2010

Potret Masyarakat Pesisir Di Desa Pomolulu


Program Upaya Penyelesaian Konflik Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Komunitas Di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah ( Kerjasama : LPA.Awam Green, PTD Propinsi Sulawesi Tengah, UNDP dan Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah )


Catatan Lapangan : Deni Prianto Tokandari ( LPA. Awam Green )


Pomolulu adalah salah satu desa yang berada di wilayah pesisir Pantai Barat secara administrasi berada di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Pada bagian Selatan desa ini berbatasan dengan Desa Palau yang sebelumnya termasuk wilayah administrasi desa Pomolulu.

Potret Masyarakat Pesisir Desa Walandano


Program Upaya Penyelesaian Konflik Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Komunitas Di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah ( Kerjasama : LPA.Awam Green, PTD Propinsi Sulawesi Tengah, UNDP dan Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah )

Catatan Lapangan : Budiansyah ( LPA. Awam Green )

Desa Walandano merupakan salah satu desa dalam wilayah administratif kabupaten Donggala tepatnya daerah pesisir pantai barat Kecamatan Balaesang Tanjung. Jarak dari ibu kota kabupaten menuju Desa Walandano kurang lebih 140 Km dan dari ibu kota provinsi 110 Km, bila di tempuh melalui perjalanan darat rata-rata 3 sampai 4 jam. Ini karena kondisi jalan yang masih dalam perbaikan di beberapa tempat. Perjalanan dari ibu kota Kabupaten dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi laut yaitu dengan menggunakan perahu motor. Waktu yang dihabiskan melalui perjalanan laut, 3 sampai 4 jam tergantung kapasitas mesin motor laut tersebut atau kondisi alam.