Donggala, Balaesang Tanjung,
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Dewa Parsana, MSi menjamin akan tetap mensiagakan personel kepolisian untuk menjaga dan mengantisipasi kejadian menyusul aksi perusakan rumah warga Malei serta pembakaran escavator milik PT Citra Manunggal Abadi (CMA) oleh kelompok yang menyatakan menolak tambang biji emas di Malei, Kabupaten Donggala.
Polri khususnya jajaran Polda Sulteng, ujar Kapolda, tidak perlu diintervensi untuk mengamankan suatu daerah. Hal itu ditegaskan Kapolda di depan warga Malei yang berkumpul di sebuah masjid, Sabtu (21/7/2012). Menurut Jendral bintang satu itu, penanganan masalah akan dilakukan secara konprehenship serta penuh kehati-hatian, karena untuk menahan seseorang, harus memenuhi syarat. “Jika anda dendam dan membalas maka hal itu tidak akan meyelesaikan masalah,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, korban tewas yang diduga terkena tembakan aparat, Nurain, istri Masdudin (korban tewas, red) mendapat santunan dari Bupati Donggala Habir Ponulele dan Kapolda Sulteng Dewa Parsana.
Warga Malei tersebut meninggalkan seorang istri dan empat orang anaknya termasuk sang bayi yang baru berumur 1 minggu. Bahkan anak laki-laki tersebut belum sempat diberi nama.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban tewas tertembak peluru karena menolak keberadaan PT Citra Manunggal Abadi (CMA) yang akan mengeksplorasi biji emas diaerah itu.
Sementara, Kapolres Donggala AKBP Dicky Aryanto, disela-sela kunjungan Kapolda Sulteng, kepada sejumlah wartawan mengatakan, wartawan sudah melihat sendiri kenyataan dilapangan bahwa keberadaan aparat keamanan masih diperlukan oleh warga.
Atas permintaan itu pula, tentu aparat Polri akan menjamin keamanan warga. “Tidak benar jika adanya permintaan penarikan pasukan dari masyarakat,” ujarnya.
Hingga beberapa hari kedepan, personel keamanan tetap akan diperkuat 142 personel kepolisian dari Polres Donggala, termasuk Koramil Balaesang sejumlah 15 personel akan disiagakan di Desa Malei, Balesang Tanjung Kabupatan Donggala. (SN-06)
sultengnews.com
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Dewa Parsana, MSi menjamin akan tetap mensiagakan personel kepolisian untuk menjaga dan mengantisipasi kejadian menyusul aksi perusakan rumah warga Malei serta pembakaran escavator milik PT Citra Manunggal Abadi (CMA) oleh kelompok yang menyatakan menolak tambang biji emas di Malei, Kabupaten Donggala.
Polri khususnya jajaran Polda Sulteng, ujar Kapolda, tidak perlu diintervensi untuk mengamankan suatu daerah. Hal itu ditegaskan Kapolda di depan warga Malei yang berkumpul di sebuah masjid, Sabtu (21/7/2012). Menurut Jendral bintang satu itu, penanganan masalah akan dilakukan secara konprehenship serta penuh kehati-hatian, karena untuk menahan seseorang, harus memenuhi syarat. “Jika anda dendam dan membalas maka hal itu tidak akan meyelesaikan masalah,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, korban tewas yang diduga terkena tembakan aparat, Nurain, istri Masdudin (korban tewas, red) mendapat santunan dari Bupati Donggala Habir Ponulele dan Kapolda Sulteng Dewa Parsana.
Warga Malei tersebut meninggalkan seorang istri dan empat orang anaknya termasuk sang bayi yang baru berumur 1 minggu. Bahkan anak laki-laki tersebut belum sempat diberi nama.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban tewas tertembak peluru karena menolak keberadaan PT Citra Manunggal Abadi (CMA) yang akan mengeksplorasi biji emas diaerah itu.
Sementara, Kapolres Donggala AKBP Dicky Aryanto, disela-sela kunjungan Kapolda Sulteng, kepada sejumlah wartawan mengatakan, wartawan sudah melihat sendiri kenyataan dilapangan bahwa keberadaan aparat keamanan masih diperlukan oleh warga.
Atas permintaan itu pula, tentu aparat Polri akan menjamin keamanan warga. “Tidak benar jika adanya permintaan penarikan pasukan dari masyarakat,” ujarnya.
Hingga beberapa hari kedepan, personel keamanan tetap akan diperkuat 142 personel kepolisian dari Polres Donggala, termasuk Koramil Balaesang sejumlah 15 personel akan disiagakan di Desa Malei, Balesang Tanjung Kabupatan Donggala. (SN-06)
sultengnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar