#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Minggu, 24 Juni 2012

2 Pendaki Gunung Marapi Hilang

awam green 
125 Relawan Dikerahkan  

Memasuki hari kedua, pencarian dua pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Marapi belum membuahkan hasil. Sebanyak 125 relawan pun sudah dikerahkan ke lokasi. Mereka terus menelusuri jalan yang diduga dilalui kedua korban.

Para relawan itu berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Badan Penggulangan Bencana Daerah Padangpanjang, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Bukittinggi, RAPI Tanahdatar, Kepolisian IV Angkek.
Kemudian, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Syech M. Jamil Bukittinggi, BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Canduang, Palang Merah Indonesia (PMI) dari Bukittinggi dan Kabupaten Agam, serta PMI Tanahdatar. Saat pencarian kemarin, kondisi cuaca cukup ekstrim, kabut dan hujan deras




Kepala BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warsito mengatakan selain hujan deras dan berkabut, medan yang dilalui untuk menelusuri jejak pendaki juga sulit. "Medannya cukup sulit, terjal dan licin," ujarnya.

Tim pencari dibagi menjadi empat kelompok. Tim pertama masuk dari Kacawali Batu Sampik, tim dua masuk dari Kacawali Parak Rotan, tim ketiga masuk dari Simpang Padang Tinggi ke Gadung Lareh, dan tim keempat masuk dari Batu Jolong Pasangrahan ke Labuah Panjang.

Sementara Jumat malam (22/6), jelang magrib relawan menghentikan pencarian. Malam harinya dilanjutkan mulai pukul 01.00 sampai 03.00 WIB dini hari.

Meski begitu, tim belum juga berhasil menemukan kedua pendaki yang dilaporkan hilang tersebut, yakni Abdul Hafidz, 19, warga Sanjai Banto Darano, Bukittinggi dan Alfian,16, warga Kamang Magek, Agam. Konon, keduanya sama-sama bekerja di warnet daerah Tampan, Pekanbaru. Mereka mendaki Gunung Marapi, Selasa (19/6), dan naik dari Lasi, Canduang, Agam.

Kontak terakhir Hafidz dengan keluarganya melalui pesan singkat (SMS) pada pukul 07.00 WIB, Rabu (20/6) malam. Dalam pesan singkat yang dikirim Hafidz ke kakaknya, Izzatilah (mahasiswai STAIN Bukittinggi) bahwa Hafidz tersesat. "Ma Afis tersesat. Kalau besok Afis tidak memberi kabar, tolong cari Afis,". Begitu isi pesan singkat yang dikirimkan Hafidz.
 
Namun, setelah pesan singkat itu dikirim kepada keluarganya, sampai Kamis (21/6), keluarga tidak lagi dapat menghubungi nomor telepon Hafidz. Dia dan rekannya Alfian pun dinyatakan hilang di Gunung Marapi.
 
Sekadar diketahui, gunung Marapi yang berada di antara, Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam merupakan salahsatu gunung aktif di Sumatera Barat. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek tersebut, menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.

Setiap pergantian tahun, gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter dari permukaan laut (dpl) ini selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi pun mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumatera Barat, yakni Suaka Alam Marapi.

Cuma saja, kedua pendaki yang dilaporkan hilang tersebut, tidak naik dari Koto Baru, Tanahdatar, seperti yang biasa ditempuhnya. Mereka mengambil rute pendakian dengan melewati daerah Lasi, Canduang, Kabupaten Agam. Menurut informasi, belum ada rute pendakian ke puncak gunung dari Lasi tersebut. (jpnn) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar