#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 07 Juni 2012

"Genrang Sanro", Ritual Pengobatan dengan Musik yang Hampir Punah

Abdul Haq | Heru Margianto
 
Dunia medis memang telah dikenal sejak dulu bahkan nyaris seumur manusia di dunia ini. Berbagai penanganan medis pun beragam, mulai dari ramuan tumbuh tumbuhan, pembacaan mantra hingga pengobatan modern di Rumah sakit.

Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ada sebuah ritual pengobatan yang dilakukan dengan cara unik, dengan menggunakan sarana musik tradisional seraya berdoa mengharap kesembuhan. Dalam dunia medis cara ini tentu saja dipandang tidak masuk akal karena tidak berdasar pada kaidah-kaidah empiris.


Di Desa Padacenga, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, tradisi pengobatan dengan musik ini disebut "Genrang Sanro". Dalam bahasa Bugis, "Genrang" artinya musik, sedang "Sanro" berarti tabib.

Dalam melakukan ritual ini seluruh sanro yang memainkan musik tardisional haruslah perempuan dan merupakan garis keturunan secara turun temurun. Prosesi ritual ini membuat bulu merinding. Suara tabuhan gendang dan gemerincing suara peralatan rumah tangga plus suara mantra yang dialunkan seorang sanro menghadirkan suasana magis yang sakral. Umumnya, pasien yang sedang "diobati" berbaring dan dikeliingi oleh para tabib sambil membunyikan musik.

"Kita obati penyakit dalam seperti tipes, cacar, atau orang kena guna guna (santet), bukan penyakit luar seperti luka bakar," ujar Subaedah, salah seorang tabib "Genrang Sanro", Kamis (7/6/2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar