#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 07 Juni 2012

Setiap Tahun RI Rugi Rp 30 Triliun karena Pencurian Ikan

Feby Dwi Sutianto

Potensi kerugian industri perikanan Indonesia mencapai Rp 30 triliun per tahun akibat aktivitas pencurian ikan (illegal fishing). Pencurian ini dilakukan oleh kapal-kapal asing sehingga hasil laut Indonesia banyak dinikmati negara lain.

Menurut Anggota Komisi IV DPR-RI Siswono Yudho Husodo menjelaskan aktivitas pencurian ikan oleh nelayan asing per tahun mencapai 1,6 juta ton ikan.

"Dengan potensi stok ikan diperkirakan 1,6 juta ton ikan dicuri yang telah merugikan negara sekitar Rp 30 triliun per tahun," ungkapnya saat acara World Ocean Day di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (8/6/2012).

Suswono menjelaskan, illegal fishing di laut Indonesia oleh nelayan asing sulit diberantas karena ada oknum-oknum aparat Indonesia yang melindungi aktivitas tersebut.
"Itu permainan di laut, itu luar biasa dan biasanya dalam bentuk penyelesaiaan damai di laut," tambahnya.

Selain itu, terkait masih maraknya impor produk hasil laut ke Indonesia. Menurut Siswono, setiap tahunnya menunjukkan tren peningkatan. Ironisnya, ikan yang diimpor tersebut diduga berasal dari perairan laut Indonesia.

"Yang menyedihkan lagi ikan yang di impor itu berasal dari perairan Indonesia yang dicuri oleh nelayanan asing," sanggahnya.

Ditempat yang sama Ketua DPR-RI Marzuki Alie menjelaskan potensi perikanan Indonesia sangat besar tetapi menurutnya hasil laut di pasar dunia 86% berasal dari nelayan China, India, Vietnam, dan Filipina. Parahnya lagi, menurutnya Indonesia saat ini masih mengimpor ikan yang telah merusak produksi perikanan nasional.

"Ikan Tuna kita impor padahal itu dari wilayah Indonesia," tambahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar