#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Sabtu, 09 Juni 2012

Pendaki Masih Langgar Kawasan Terlarang Gunung Soputan

Masih ada warga melanggar kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dengan mendaki gunung itu walaupun sudah dinyatakan tertutup untuk pendakian.

"Kami memantau dengan menggunakan teropong dari pos pengamatan, masih ada warga yang naik ke kawasan Gunung Soputan. Padahal ini sangat berbahaya," kata staf Pengamatan Gunung Soputan di Desa Maliku Kabupaten Minahasa Selatan, Asep, Sabtu (9/6). 



Ia mengatakan, sejak statusnya dinaikkan dari waspada (level II) ke siaga (level III) pada 28 Mei lalu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung telah menetapkan radius bahaya sejauh enam kilometer dari kawah. Artinya, kata Asep, di radius bahaya tersebut tertutup untuk aktivitas, termasuk pendakian.

"Memang agak aneh. Padahal media massa cetak, elektronik, ataupun radio maupun pemerintah telah berulang kali menyampaikan informasi status Gunung Soputan telah dinaikkan ke siaga," ungkapnya.

Oleh karena itu, ucapnya, pemerintah kelurahan atau desa yang menjadi pintu masuk menuju kawasan Gunung Soputan memasang papan peringatan. "Kami senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten mengenai status Gunung Soputan. Mudah-mudahan pendaki yang naik hanya sekadar iseng karena tidak tahu," ungkapnya. (Ant/OL-01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar