#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 28 Juni 2012

Seminar Tambang Emas di Donggala Sulteng Ricuh, 3 Peserta Disandera

awam green,
Ratusan warga dari 8 desa di pantai barat, Donggala, Sulawesi Tengah memblokir jalan daerah di desa Walandano, kecamatan Balaesang Tanjung dengan menumbangkan sebuah pohon besar. Mereka menolak perusahaaan tambang emas milik PT. Cahaya Manunggal Abadi yang beroperasi di daerah mereka.

Pemblokiran ini dilakukan untuk mencegah warga yang pro tambang mengikuti seminar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang digelar, Kamis (28/6/2012) di Kantor Badan Lingkungan Hidup Donggala. Warga ingin melindungi tanah mereka yang masuk dalam areal konsesi pertambangan milik PT. CMA.

Ratusan warga tersebut berasal dari Walandano, Malei, Ketong, Kamonji, Palau, dan Rano yang berada di wilayah konsesi tambang seluas lebih dari 4 ribu hektare. Sejumlah lahan perkebunan warga yang masih produktif masuk dalam lahan konsesi.
Amiruddin, salah seorang warga Malei mengatakan, perusahaan tidak terbuka terhadap warga yang ada di 8 desa tersebut. "Harusnya pihak perusahaan terbuka kepada kami, kami punya kebun di areal konsesi tambang tersebut," kata Amiruddin.

Warga sempat menyandera 3 warga lainnya yang hendak menuju seminar Amdal tersebut, namun akhirnya dilepaskan setelah ada negosiasi dengan aparat keamanan. Meski memanas, situasi masih bisa dikendalikan oleh aparat keamanan.

(try/try)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar