#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 25 Juni 2012

Tujuh Petani Riau Ancam Bakar Diri

awam green,
Tujuh petani yang tergabung dalam Serikat Tani Riau (STR) menyebarkan selebaran ancaman membakar diri di Jakarta terkait permasalahan sengketa lahan di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti yang tak kunjung tuntas.

Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat STR, Muhammad Ridwan di Pekanbaru, Senin mengatakan ketujuh warga yang berencana menggelar aksi bakar diri tersebut antara lain Muhammad Ridwan (27), Ali Wahyudi (28), Syafruddin (38), Swagto (40), Amri (41), Joni Setiawan (34) dan Jumani (28). 



Seluruhnya diakui sebagai warga Pulau Padang, tepatnya berdomisili di Desa Bagan Melibur, Desa Anak Kamal, Desa Lukit, Desa Mengkirau dan Teluk Belitung serta Desa Bagan Melibur, Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Ini bukan sebuah ancaman semata, jika tidak ada penyelamatan Pulau Padang, maka kami bersiap bakar diri di Jakarta," katanya.

Massa STR yang berjumlah puluhan orang menggelar aksi turun ke jalan dengan membawa berbagai spanduk terkait ancaman bakar diri dan tuntutan untuk pembebasan lahan di Pulau Padang, Meranti, dari "sitaan" PT PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Puluhan massa tersebut awalnya berkumpul di dekat tugu hitungan mundur Pekan Olahraga Nasional (PON) Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru, untuk kemudian berjalan kaki menuju Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) yang berjarak sekitar 800 meter.

Puluhan massa tersebut juga membagi-bagikan selebaran ancaman dan tuntutan mereka ke sejumlah pengendara yang melintas terkait pembebasan lahan di Pulau Padang.

"Kami mengharapkan pemerintah dapat lebih cepat menyelesaikan permasalahan Pulau Padang, jangan sampai ada pertumpahan darah," kata Sekretaris Jenderal STR Ady Kuswanto disela aksi tersebut.

Jika dalam waktu dekat tidak ada penyelesaian dan PT RAPP tetap beroperasi di Pulau Padang, demikian Ady, maka aksi bakar diri tidak dapat dihindari lagi.

"Tekad ini sudah bulat dan bukan sebuah ancaman melainkan rencana yang telah disusun sejak jauh hari," katanya.

Aksi turun ke jalan massa petani tersebut terpantau mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian setempat dan berlangsung damai.
 

Redaktur: Yudha Manggala P Putra
www.republika.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar