Banjir bandang yang melanda Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memutuskan jalur Trans Sulawesi, jalur transportasi darat yang menghubungkan provinsi tersebut dengan tiga provinsi lain, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan.
Saat banjir bandang terjadi Sabtu (25/8/2012) sekitar pukul 20.00 Wita, ketinggian air mencapai lima meter dari badan jalan. Kondisi terparah akibat banjir bandang ini dialami wilayah Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan , Kabupaten Parigi Moutong.
Banjir telah meluluhlantakkan puluhan rumah warga yang rumahnya dekat dengan aliran sungai. Warga mengaku hanya bisa menyelamatkan sebagian harta benda.
Warga Desa Boyantongo, Agus, Masyur, pemilik bengkel yang rumahnya tepat diujung jembatan Dolago yang terputus hanya bisa menyelamatkan sepeda motor dan sanak keluarganya. Sementara harta yang lain tak lagi dipedulikan. Rumahnya sudah rata dengan tanah.
"Pasrah sudah saya. Hanyut bengkelku dibawa banjir. Hanya motor ini yang sempat saya selamatkan. Untung saja kejadiannya belum terlalu larut malam. Tidak tahu bagaimana jika tengah malam pas kita tetidur lelap dan banjir datang tidak bisa saya bayangkan," kata Agus.
Warga lainnya, Anwar, menuturkan sebelum banjir datang ia mendengar suara gemuruh.Ia sempat melihat batang-batang kayu melewati badan jalan di atas jembatan. "Saya ambil apa yang bisa saya selamatkan. Saya tidak hiraukan lagi rumahku yang penting keluargaku. Kami mencari tempat yang aman," ujar Anwar.
Selain Desa Boyantongo ada tiga desa lagi yang dihantam banjir bandang, yakni Desa Nambaru, Tindaki dan Desa Lemusa. Ratusan rumah rata dengan tanah bahkan dilaporkan dua orang warga tewas terseraet arus banjir dan yang lainnya luka-luka.
Banjir bandang yang terjadi Sabtu malam kemarin juga memutuskan jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Sebuah jembatan yang meghubungkan jalur satu-satunya di pantai timur Sulawesi Tengah ini putus, sehingga dipastikan arus transportasi akan macet .
Kontributor Palu : Erna Dwi Lidiawati, Editor : Kistyarini
kompas.com
Saat banjir bandang terjadi Sabtu (25/8/2012) sekitar pukul 20.00 Wita, ketinggian air mencapai lima meter dari badan jalan. Kondisi terparah akibat banjir bandang ini dialami wilayah Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan , Kabupaten Parigi Moutong.
Banjir telah meluluhlantakkan puluhan rumah warga yang rumahnya dekat dengan aliran sungai. Warga mengaku hanya bisa menyelamatkan sebagian harta benda.
Warga Desa Boyantongo, Agus, Masyur, pemilik bengkel yang rumahnya tepat diujung jembatan Dolago yang terputus hanya bisa menyelamatkan sepeda motor dan sanak keluarganya. Sementara harta yang lain tak lagi dipedulikan. Rumahnya sudah rata dengan tanah.
"Pasrah sudah saya. Hanyut bengkelku dibawa banjir. Hanya motor ini yang sempat saya selamatkan. Untung saja kejadiannya belum terlalu larut malam. Tidak tahu bagaimana jika tengah malam pas kita tetidur lelap dan banjir datang tidak bisa saya bayangkan," kata Agus.
Warga lainnya, Anwar, menuturkan sebelum banjir datang ia mendengar suara gemuruh.Ia sempat melihat batang-batang kayu melewati badan jalan di atas jembatan. "Saya ambil apa yang bisa saya selamatkan. Saya tidak hiraukan lagi rumahku yang penting keluargaku. Kami mencari tempat yang aman," ujar Anwar.
Selain Desa Boyantongo ada tiga desa lagi yang dihantam banjir bandang, yakni Desa Nambaru, Tindaki dan Desa Lemusa. Ratusan rumah rata dengan tanah bahkan dilaporkan dua orang warga tewas terseraet arus banjir dan yang lainnya luka-luka.
Banjir bandang yang terjadi Sabtu malam kemarin juga memutuskan jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Sebuah jembatan yang meghubungkan jalur satu-satunya di pantai timur Sulawesi Tengah ini putus, sehingga dipastikan arus transportasi akan macet .
Kontributor Palu : Erna Dwi Lidiawati, Editor : Kistyarini
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar