#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 20 Agustus 2012

Korban Bentrok di Sigi Seorang Guru

Seorang guru asal Desa Uwemanje, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menjadi korban bentrokan antarwarga, Senin.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana di lokasi kejadian mengatakan, korban bernama Yahya itu berumur sekitar 45 tahun.

Korban meninggal dunia saat ini sudah dibawa ke RS Bhayangkara Palu yang berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi bentrok.

Korban mengalami luka bacok benda tajam di sekujur tubuhnya, dan diduga meninggal dunia pada Senin pagi karena kondisi tubuhnya sudah bengkak dan membiru.
Korban diduga dikeroyok oleh sekelompok pemuda, dan ditemukan tewas mengenaskan dalam semak-semak. "Kami belum bisa mengidentifikasi pelaku, dan terus melakukan penyelidikan," kata Dewa Parsana, Senin (20/8/2012).

Polisi saat ini sudah meminta keterangan sejumlah saksi yang mengetahui penemuan korban meninggal itu.

Bentrok awalnya melibatkan warga Desa Padende dan Desa Binangga yang saling bertetangga pada Senin dini hari, namun kemudian merambat dan melibatkan sekitar lima desa.

Dewa Parsana mengatakan, bentrok dipicu oleh masalah sepele. Saat itu, seorang warga asal Desa Binangga sedang berkunjung ke kerabatnya. Saat melintas di Desa Beka, tiba-tiba pemuda itu dihadang oleh sekelompok orang.

"Korban penghadangan akhirnya cerita sana-sini sehingga memicu warga," katanya.

Pelaku penghadangan itu diduga mabuk minuman keras dan bicara kasar. Saat bentrok terjadi, warga menggunakan berbagai senjata tajam, senjata api rakitan, panah, dan petasan.

Sebuah rumah juga dibakar massa tak dikenal. Saat ini sebanyak 310 personel Polri dan TNI dikerahkan untuk mengantisipasi bentrok susulan.

Sementara itu, di sejumlah desa masih terdapat kerumunan massa. Beberapa orang di kerumunan massa tersebut membawa senjata tajam dan senapan api rakitan.

Editor : Benny N Joewono 
www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar