Pemimpin redaksi TV Palu bernama Salahuddin alias Ala tertembak peluru nyasar saat meliput bentrokan antarwarga lima desa di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (21/8) sekitar pukul 12.00 WITA.
Korban terkena peluru yang bersarang di bagian leher sebelah kanan, diduga peluru tersebut berasal dari senapan angin berkaliber besar.
Salahuddin menyebutkan bahwa saat kejadian dirinya sedang meliput aksi saling serang warga yang bertikai, yakni dari Desa Binangga dan Padende yang juga melibatkan warga tiga desa lain di sekitarnya. Ratusan warga yang terlibat bentrok itu saling serang menggunakan senjata tajam dan senjata rakitan.
Kemudian korban dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu untuk mendapat perawatan. Akibat luka yang dalam, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi 'Undata' Palu untuk menjalani pembedahan.
Walaupun kondisi korban tidak begitu kritis, tapi Salahudin meringis kesakitan. "Kalau saya bergerak sedikit atau berbicara, apalagi tertawa, langsung sakit dan kaki kanan saya keram-keram," ujar Salahuddin seperti dilansir Antara.
Polisi yang dibantu aparat TNI yang turun melerai perselisihan itu melepaskan gas air mata sehingga bentrokan bisa diredakan. Namun, situasi di lokasi kejadian, sekitar 6 kilometer selatan Palu itu masih tegang.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana saat menjenguk Salahuddin menyampaikan keprihatinannya dan empati terhadap korban. "Saya harap korban segera pulih," ujar Dewa.
Kapolda kemudian mengunjungi lokasi bentrokan didampingi sejumlah pejabat teras Polda Sulteng dan meminta dukungan seluruh tokoh masyarakat, agama, dan siapa pun yang mempunyai keluarga di lima desa yang bertikai itu untuk meredakan ketegangan dan menghentikan aksi saling serang.
Bentrokan warga antardesa di Mawawol itu terjadi sejak Senin (20/8) dini hari yang dipicu oleh perkelahian pemuda yang kemudian menyulut emosi warga hingga terjadi perang antarwarga desa.
Tercatat seorang tewas dalam bentrokan itu, sementara beberapa warga lainnya luka-luka, dua di antaranya dirawat di RSU Bhayangkara Palu. [did]
merdeka.com
Korban terkena peluru yang bersarang di bagian leher sebelah kanan, diduga peluru tersebut berasal dari senapan angin berkaliber besar.
Salahuddin menyebutkan bahwa saat kejadian dirinya sedang meliput aksi saling serang warga yang bertikai, yakni dari Desa Binangga dan Padende yang juga melibatkan warga tiga desa lain di sekitarnya. Ratusan warga yang terlibat bentrok itu saling serang menggunakan senjata tajam dan senjata rakitan.
Kemudian korban dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu untuk mendapat perawatan. Akibat luka yang dalam, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi 'Undata' Palu untuk menjalani pembedahan.
Walaupun kondisi korban tidak begitu kritis, tapi Salahudin meringis kesakitan. "Kalau saya bergerak sedikit atau berbicara, apalagi tertawa, langsung sakit dan kaki kanan saya keram-keram," ujar Salahuddin seperti dilansir Antara.
Polisi yang dibantu aparat TNI yang turun melerai perselisihan itu melepaskan gas air mata sehingga bentrokan bisa diredakan. Namun, situasi di lokasi kejadian, sekitar 6 kilometer selatan Palu itu masih tegang.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana saat menjenguk Salahuddin menyampaikan keprihatinannya dan empati terhadap korban. "Saya harap korban segera pulih," ujar Dewa.
Kapolda kemudian mengunjungi lokasi bentrokan didampingi sejumlah pejabat teras Polda Sulteng dan meminta dukungan seluruh tokoh masyarakat, agama, dan siapa pun yang mempunyai keluarga di lima desa yang bertikai itu untuk meredakan ketegangan dan menghentikan aksi saling serang.
Bentrokan warga antardesa di Mawawol itu terjadi sejak Senin (20/8) dini hari yang dipicu oleh perkelahian pemuda yang kemudian menyulut emosi warga hingga terjadi perang antarwarga desa.
Tercatat seorang tewas dalam bentrokan itu, sementara beberapa warga lainnya luka-luka, dua di antaranya dirawat di RSU Bhayangkara Palu. [did]
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar