#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Rabu, 08 Agustus 2012

Obat Askes Kosong, Anggaran Pembelian Obat Dialihkan

Sejumlah obat-obatan yang dikhususkan kepada pasien Askes di RS Undata kosong. Hal tersebut diduga disebabkan oleh pengalihan dana pembelian obat sebesar Rp 500 juta ke program lain di rumah sakit itu.

Informasi yang diperoleh, kekosongan obat merek tertentu ini telah terjadi sepekan terakhir. Pasien yang seharusnya memperoleh obat khusus, terpaksa harus diganti dengan obat merek lain. Karena pelayanan yang tidak memuaskan ini, sejumlah warga melaporkannya ke Komisi IV DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng.

Usai menerima laporan warga, Anggota Komisi IV, Mustar Labolo langsung turun mengecek keluhan tersebut. Mustar menemukan, sebagian obat-obatan untuk pasien Askes terpaksa diganti dengan obat lain.

“Setelah saya ketemu pihak apotek pelayanan Askes, dijelaskan ada anggaran obat Askes setiap bulan dibayarkan ke mereka sekira Rp500 juta. Tapi dalam operasionalnya dialihkan untuk kegiatan lain. Makanya stok obat Askes tersendat-sendat,” ungkap Mustar, Senin (6/8).

Menurut Mustar, pos anggaran yang telah ditetapkan tidak boleh dipindahkan atau digunakan untuk kegiatan lain. Hal itu merupakan pelanggaran pengelolaan keuangan.

“Imbasnya, masyarakat pengguna Askes yang merasakannya. Ini adalah hak kesehatan masyarakat yang tidak bisa diabaikan. Manajemen keuangan seperti ini bukan saja pelanggaran, tetapi juga menyusahkan masyarakat,” kata Mustar.

Mustar meminta Direktur RSU Undata untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membenahi manajemen keuangan rumah sakit.

“Saya berharap Plt Direktur dr Abdullah bisa mencarikan solusi yang tepat, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang dan merugikan masyarakat,” tandas Mustar.

Wakil Direktur Pelayanan Medik RS Undata, dr Amsyar Praja yang dihubungi melalui telpon mengaku tidak mengetahui pasti tentang hal itu. Ia malah menyarankan kepada wartawan untuk menanyakan hal itu kepada Wadir Keuangan dan Umum RS Undata, dr Mahmud.

“Coba besok ke kantor untuk temui dia (dr Mahmud) soalnya saya tidak terlalu paham karena ini masalah keuangan,” kata Amsyar.

Sementara itu, Plt Direktur RS Undata, dr Abdullah yang dihubungi melalui nomor telpon 081524511XXX tidak mengangkat telpon wartawan. Begitupula ketika di SMS. Hingga berita ini naik cetak, belum ada balasan. TMU/BAH 

www.harianmercusuar.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar