Tragedi berdarah pada hari Rabu, 18 Juli 2012 perlahan – lahan mulai terkuak kepermukaan. Sejumlah pernyataan oleh pihak kepolisian di berbagai media, di duga tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Sebab beberapa keterangan yang di peroleh tim investigasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan antara pernyataan pihak kepolisian di media dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lapangan.
Dalam sejumlah keterangan yang di sampaikan pihak kepolisian ke beberapa media, menyatakan bahwa peristiwa pada hari Rabu 18 Juli 2012, polisi di hadang oleh sekelompok massa dengan melakukan tindakan melemparkan bom molotov dan menggunakan bom ikan.
Atas pemberitaan tersebut, beberapa warga yang menyaksikan peristiwa tersebut membantahnya dan menyatakan bahwa tidak benar warga melakukan tindakan penghadangan terhadap polisi dan melakukan pelemparan dengan menggunakan bom molotov atau bom ikan.
Menurut warga “ jika benar kami menggunakan bom, bisa dipastikan banyak polisi yang korban ”. Kemudian beberapa warga menerangkan, “ saat itu, tidak ada niat untuk melakukan pelemparan terhadap pihak kepolisian. Karena sebelumnya kami telah mendengar informasi, bahwa polisi datang untuk berdialog dengan warga berkaitan dengan masalah PT. Cahaya Manunggal Abadi ( CMA ).
Namun, pada pagi itu suara letusan senjata api ramai terdengar. Warga mengilustrasikan bunyi tersebut seperti gabungan dari beberapa kumpulan rumpun bambu yang dibakar. Karena mendengar suara demikian, sebagian warga yang sedang berada didalam rumah dan di pasar datang mendekati sumber suara tersebut dan hendak melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata saat warga datang, langsung di sambut dengan gas air mata dan peluru oleh pihak kepolisian. Karena warga kaget dan panik, secara spontan sebagian warga lari berhamburan menyelamatkan diri serta sebagian berusaha membela diri dan membalas dengan lemparan batu.
Sumber : Hasil Investigasi Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan
Sebab beberapa keterangan yang di peroleh tim investigasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan antara pernyataan pihak kepolisian di media dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lapangan.
Dalam sejumlah keterangan yang di sampaikan pihak kepolisian ke beberapa media, menyatakan bahwa peristiwa pada hari Rabu 18 Juli 2012, polisi di hadang oleh sekelompok massa dengan melakukan tindakan melemparkan bom molotov dan menggunakan bom ikan.
Atas pemberitaan tersebut, beberapa warga yang menyaksikan peristiwa tersebut membantahnya dan menyatakan bahwa tidak benar warga melakukan tindakan penghadangan terhadap polisi dan melakukan pelemparan dengan menggunakan bom molotov atau bom ikan.
Menurut warga “ jika benar kami menggunakan bom, bisa dipastikan banyak polisi yang korban ”. Kemudian beberapa warga menerangkan, “ saat itu, tidak ada niat untuk melakukan pelemparan terhadap pihak kepolisian. Karena sebelumnya kami telah mendengar informasi, bahwa polisi datang untuk berdialog dengan warga berkaitan dengan masalah PT. Cahaya Manunggal Abadi ( CMA ).
Namun, pada pagi itu suara letusan senjata api ramai terdengar. Warga mengilustrasikan bunyi tersebut seperti gabungan dari beberapa kumpulan rumpun bambu yang dibakar. Karena mendengar suara demikian, sebagian warga yang sedang berada didalam rumah dan di pasar datang mendekati sumber suara tersebut dan hendak melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata saat warga datang, langsung di sambut dengan gas air mata dan peluru oleh pihak kepolisian. Karena warga kaget dan panik, secara spontan sebagian warga lari berhamburan menyelamatkan diri serta sebagian berusaha membela diri dan membalas dengan lemparan batu.
Sumber : Hasil Investigasi Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar