Sejumlah warga Lindu yang tinggal dan bekerja di Palu, Sulawesi Tengah, kini lega karena akses jalan menuju kecamatan itu terbuka kembali setelah empat hari tertutup total karena tertimbun longsor akibat gempa bumi.
"Saya sekarang lega. Sebab, dengan terbukanya akses jalan ke Lindu berarti sudah bisa mengunjungi keluarga di sana," kata seorang warga Lindu, Ny Telda (47), Rabu (22/8).
Ia menuturkan, sejak terjadi gempa bumi, mereka tidak bisa pergi melihat keadaan orang tua dan keluarga lainnya di sana.
Semua warga Lindu yang ada di Palu hanya bisa naik kendaraan sampai di Desa Sadaunta, Kecamatan Kulawi. "Tidak bisa meneruskan perjalanan ke Lindu karena jalan tertutup," sambung Telda.
Tetapi berkat hasil kerja keras dari semua intansi terkait dan bantuan TNI serta masyarakat, akhirnya akses jalan menuju Lindu saat ini sudah bisa dilewati. "Tadi pagi suami saya sudah ke sana dan mudah-mudahan bisa bertemu dengan orangtua, meski rumah mereka sudah rata tanah," kata Telda.
Perasaan yang sama juga diungkapkan Ape (37), saat ditemui di Desa Sadaunta. Ia mengaku tidak tahu apakah orang tua dan keluarga serta rumahnya di Desa Tomada dalam kondisi baik atau tidak. "Yang terpenting akses jalan sudah bisa dilewati," ujarnya.
Dengan begitu, warga Lindu yang ada di Palu sudah bisa ke sana dan juga masyarakat di sana sudah bisa turun ke Palu.
Data sementara BPBD Sulteng menyebutkan Lindu merupakan kecamatan paling parah dari tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi yang dilanda gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter pada Sabtu (18/8) pekan lalu. Di Kecamatan itu, sekitar 500-an rumah rata dengan tanah dan empat korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Redaktur: Chairul Akhmad
republika.co.id
"Saya sekarang lega. Sebab, dengan terbukanya akses jalan ke Lindu berarti sudah bisa mengunjungi keluarga di sana," kata seorang warga Lindu, Ny Telda (47), Rabu (22/8).
Ia menuturkan, sejak terjadi gempa bumi, mereka tidak bisa pergi melihat keadaan orang tua dan keluarga lainnya di sana.
Semua warga Lindu yang ada di Palu hanya bisa naik kendaraan sampai di Desa Sadaunta, Kecamatan Kulawi. "Tidak bisa meneruskan perjalanan ke Lindu karena jalan tertutup," sambung Telda.
Tetapi berkat hasil kerja keras dari semua intansi terkait dan bantuan TNI serta masyarakat, akhirnya akses jalan menuju Lindu saat ini sudah bisa dilewati. "Tadi pagi suami saya sudah ke sana dan mudah-mudahan bisa bertemu dengan orangtua, meski rumah mereka sudah rata tanah," kata Telda.
Perasaan yang sama juga diungkapkan Ape (37), saat ditemui di Desa Sadaunta. Ia mengaku tidak tahu apakah orang tua dan keluarga serta rumahnya di Desa Tomada dalam kondisi baik atau tidak. "Yang terpenting akses jalan sudah bisa dilewati," ujarnya.
Dengan begitu, warga Lindu yang ada di Palu sudah bisa ke sana dan juga masyarakat di sana sudah bisa turun ke Palu.
Data sementara BPBD Sulteng menyebutkan Lindu merupakan kecamatan paling parah dari tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi yang dilanda gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter pada Sabtu (18/8) pekan lalu. Di Kecamatan itu, sekitar 500-an rumah rata dengan tanah dan empat korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Redaktur: Chairul Akhmad
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar