#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 06 Desember 2012

DIKABUPATEN SIGI,10 Kecamatan Rawan Pangan

HARIANMERCUSUAR.com Sebanyak 10 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi rentan mengalami rawan pangan. Sebanyak tiga kecamatan belum terdeteksi, dan hanya dua kecamatan yang dinyatakan aman soal pangan.

“Walaupun daerah itu penghasil beras yang mengalami surplus, jika harga beras tidak terjangkau hal tersebut bisa dikategorikan sebagai daerah rawan pangan,” kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Sigi, Siti Sudarmi, Selasa (4/12).


Menurut dia, rawan pangan bukan berarti kekurangan beras, akan tetapi ada faktor lain, yaitu faktor kemiskinan sehingga sulit mendapatkan beras.


Berdasarkan Analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Kabupaten Sigi, sampai September 2012, hanya ada dua kecamatan yang aman, yaitu Kecamatan Lindu dan Gumbasa.

Tiga kecamatan yang belum bisa terdeteksi situasi pangan dan gizinya adalah Kecamatan Dolo Selatan, Marawola Barat dan Kulawi Selatan. Data situasi pangan di tiga wilayah tersebut belum lengkap diserahkan dari dinas terkait.

Sementara sepuluh kecamatan lainnya yang rentan rawan pangan adalah Kecamatan Sigi Biromaru, Palolo, Dolo, Dolo Barat, Marawola, Kulawi, Nokilalaki, Kinovaro, Tanambulava dan Pipikoro.

“Untuk mengantisipasi rawan pangan di Kabupaten Sigi, kantor ketahanan pangan telah melakukan pengisian lumbung padi. Sigi memiliki sembilan lumbung padi, namun baru empat lumbung yang sudah terisi,” jelasnya.

Menurutnya, keempat lumbung padi yang sudah terisi adalah lumbung padi Bomba sebanyak 2,39 ton dan lumbung padi Sidera sebanyak 10 ton beras. Kedua lumbung padi tersebut dikelola oleh gabungan kelompok tani (gapoktan). Lumbung padi Maku merupakan milik pemerintah sebanyak 9,445 ton beras, serta lumbung padi Sidondo sebanyak 2 ton.
Beras yang ada di lumbung cukup untuk stok beras hingga enam bulan ke depan.

DISTRIBUSI TIDAK MERATA


Senada, Dinas Pertanian (Distan) Daerah Sulteng mengklaim pangan jenis beras di Sulteng melimpah, bahkan tersedia hingga sembilan bulan ke depan. Jika ada daerah di Sulteng yang rentan terhadap terjadinya rawan pangan, itu lebih dikarenakan faktor distribusi dan akses untuk mendapatkan pangan.


“Kalau dari persediaan pangan kita sangat cukup. Yang menjadi indikator kenapa daerah itu rentan terjadi rawan pangan, karena sulitnya akses mendapatkan pangan, masyarakat tidak mampu membeli pangan atau distribusi pangannya yang tidak merata,” kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan pada Distan Sulteng, Erni Muslimin, Selasa (4/12).


Berdasarkan angka ramalan produksi pangan II atau sampai Agustus 2012, petani Sulteng telah menghasilkan 1.047.055 ton gabah kering giling atau dikonversi menjadi beras sebesar 656.922 ton. Dengan konsumsi beras per kapita warga Sulteng mencapai 138,24 ton per tahun, maka beras yang harus disiapkan setiap tahun sebesar 378.380 ton. Itu artinya terjadi surplus sebesar 278.542 ton.


“Kalau melihat angka produksi kita, Sulteng tidak akan terjadi rawan pangan. Masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi rawan pangan karena persediaan pangan kita masih cukup untuk sembilan bulan ke depan,” jelasnya. MG2/MG3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar