HARIANMERCUSUAR.com - Sebanyak 57 kecamatan dari 151 kecamatan di Sulteng ternyata rentan terjadi rawan pangan. Ironisnya, sebagian daerah itu masuk dalam andalan kawasan lumbung pangan.
Dari data diperoleh, 57 kecamatan yang rentan rawan pangan itu dihuni hampir 1 juta penduduk Sulteng, tepatnya 977.878 jiwa. Mengacu sebaran wilayah kecamatan, daerah rentan terbanyak berada di Donggala dan Morowali, masing-masing sepuluh kecamatan. Menyusul Parigi Moutong, Donggala dan Banggai Kepulauan masing-masing delapan kecamatan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Badan Ketahanan Pangan Sulteng, Muhidin mengatakan, daerah yang masuk kategori rentan rawan pangan itu bukan semata-mata lantaran daerah itu tidak memiliki pangan. Ada sejumlah indikator lain yang menyebabkan daerah tersebut masuk dalam kategori rentan rawan pangan.
“Ada lima indikator daerah rentan terjadinya rawan pangan. Antara lain jumlah rumah tangga miskin, akses listrik, kesehatan masyarakat yang belum memenuhi standar serta tingginya angka perempuan buta huruf. Itu semua menjadi indikator yang memberikan kontribusi kenapa daerah itu masuk kategori rentan terhadap rawan pangan,” jelas Muhidin kepada Mercusuar, Senin (3/12).
Badan Ketahanan Pangan Sulteng, lanjut Muhidin, membagi daerah-daerah yang rentan rawan pangan itu dalam skala prioritas penanganan.
Ada 10 kecamatan yang menjadi skala prioritas utama yang harus segera ditangani, yakni Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak tujuh kecamatan. Serta masing-masing satu kecamatan di Kabupaten Donggala, Tolitoli dan Poso. Dengan total jumlah penduduk secara keseluruhan sebanyak 146.162 jiwa.
Untuk penangan prioritas kedua sebanyak 18 kecamatan, yakni Kabupaten Banggai dan Donggala masing-masing sebanyak lima kecamatan dan Kabupaten Parigi Moutong delapan kecamatan. Dengan total jumlah penduduk sebanyak 398. 085 jiwa.
Sementara prioritas tahap ketiga diarahkan pada 29 kecamatan. Kabupaten Morowali sepuluh kecamatan, Buol delapan kecamatan, Poso dan Donggala masing-masing empat kecamatan, Tojo Una-una dua kecamatan serta Banggai Kepulauan sebanyak satu kecamatan. Dengan total jumlah penduduk sebanyak 433. 631 jiwa.
“Kalau orang awam mengatakan rawan pangan itu hanya melihat dari sisi ketersediaan makanan. Jadi memang harus ada kesamaan persepsi. Artinya kita harus segera melakukan langkah antisipasi secara bertahap,” jelasnya.
DATA PEMBANDING
Jika mengacu sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tahun 2012, ada 145 kecamatan di Sulteng masuk dalam kategori butuh perhatian. Kabupaten Banggai sebanyak 13 kecamatan, Kabupaten Poso 18 Kecamatan, Kabupaten Donggala 16, Kabupaten Tolitoli sembilan kecamatan, Kabupaten Buol 11 Kecamatan, Kabupaten Morowali 13, Kabupaten Banggai Kepulauan 19 Kecamatan, Parigi Moutong 20 kecamatan, Tojo Una-una sembilan kecamatan dan Kabupaten Sigi 15 Kecamatan. Sasaran PNPM tahun 2012 pembangunan infrastruktur desa, seperti pembangunan jalan ke kantong produksi, PAUD, TK, jembatan dan kebutuhan lain yang diusulkan setiap desa.
Sementara hasil sensus 2010 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, penduduk miskin teringgi di Kabupaten Parigi Moutong, yakni 38,255 persen dari 413.645 jiwa penduduk. Kabupaten Morowali menempati urutan kedua dengan persentase 26,603 persen dari 206.189 jiwa penduduk, menyusul Kabupaten Donggala sebesar 18,601 persen dari 277.263 jiwa, Tolitoli 17,285; Banggai 12,897 persen; dan Kabupaten Buol 10,725 persen. Menurut BPS jumlah penduduk miskin di Sulteng itu telah berkurang sehingga berimbas pada penurunan jatah beras untuk rumah tangga miskin (raskin). Sampai Maret 2012, total penerima raskin sebanyak 222. 609 rumah tangga sasaran atau turun dari sebelumnya sebanyak 294. 613 rumah tangga sasaran. MG3
Dari data diperoleh, 57 kecamatan yang rentan rawan pangan itu dihuni hampir 1 juta penduduk Sulteng, tepatnya 977.878 jiwa. Mengacu sebaran wilayah kecamatan, daerah rentan terbanyak berada di Donggala dan Morowali, masing-masing sepuluh kecamatan. Menyusul Parigi Moutong, Donggala dan Banggai Kepulauan masing-masing delapan kecamatan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Badan Ketahanan Pangan Sulteng, Muhidin mengatakan, daerah yang masuk kategori rentan rawan pangan itu bukan semata-mata lantaran daerah itu tidak memiliki pangan. Ada sejumlah indikator lain yang menyebabkan daerah tersebut masuk dalam kategori rentan rawan pangan.
“Ada lima indikator daerah rentan terjadinya rawan pangan. Antara lain jumlah rumah tangga miskin, akses listrik, kesehatan masyarakat yang belum memenuhi standar serta tingginya angka perempuan buta huruf. Itu semua menjadi indikator yang memberikan kontribusi kenapa daerah itu masuk kategori rentan terhadap rawan pangan,” jelas Muhidin kepada Mercusuar, Senin (3/12).
Badan Ketahanan Pangan Sulteng, lanjut Muhidin, membagi daerah-daerah yang rentan rawan pangan itu dalam skala prioritas penanganan.
Ada 10 kecamatan yang menjadi skala prioritas utama yang harus segera ditangani, yakni Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak tujuh kecamatan. Serta masing-masing satu kecamatan di Kabupaten Donggala, Tolitoli dan Poso. Dengan total jumlah penduduk secara keseluruhan sebanyak 146.162 jiwa.
Untuk penangan prioritas kedua sebanyak 18 kecamatan, yakni Kabupaten Banggai dan Donggala masing-masing sebanyak lima kecamatan dan Kabupaten Parigi Moutong delapan kecamatan. Dengan total jumlah penduduk sebanyak 398. 085 jiwa.
Sementara prioritas tahap ketiga diarahkan pada 29 kecamatan. Kabupaten Morowali sepuluh kecamatan, Buol delapan kecamatan, Poso dan Donggala masing-masing empat kecamatan, Tojo Una-una dua kecamatan serta Banggai Kepulauan sebanyak satu kecamatan. Dengan total jumlah penduduk sebanyak 433. 631 jiwa.
“Kalau orang awam mengatakan rawan pangan itu hanya melihat dari sisi ketersediaan makanan. Jadi memang harus ada kesamaan persepsi. Artinya kita harus segera melakukan langkah antisipasi secara bertahap,” jelasnya.
DATA PEMBANDING
Jika mengacu sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tahun 2012, ada 145 kecamatan di Sulteng masuk dalam kategori butuh perhatian. Kabupaten Banggai sebanyak 13 kecamatan, Kabupaten Poso 18 Kecamatan, Kabupaten Donggala 16, Kabupaten Tolitoli sembilan kecamatan, Kabupaten Buol 11 Kecamatan, Kabupaten Morowali 13, Kabupaten Banggai Kepulauan 19 Kecamatan, Parigi Moutong 20 kecamatan, Tojo Una-una sembilan kecamatan dan Kabupaten Sigi 15 Kecamatan. Sasaran PNPM tahun 2012 pembangunan infrastruktur desa, seperti pembangunan jalan ke kantong produksi, PAUD, TK, jembatan dan kebutuhan lain yang diusulkan setiap desa.
Sementara hasil sensus 2010 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, penduduk miskin teringgi di Kabupaten Parigi Moutong, yakni 38,255 persen dari 413.645 jiwa penduduk. Kabupaten Morowali menempati urutan kedua dengan persentase 26,603 persen dari 206.189 jiwa penduduk, menyusul Kabupaten Donggala sebesar 18,601 persen dari 277.263 jiwa, Tolitoli 17,285; Banggai 12,897 persen; dan Kabupaten Buol 10,725 persen. Menurut BPS jumlah penduduk miskin di Sulteng itu telah berkurang sehingga berimbas pada penurunan jatah beras untuk rumah tangga miskin (raskin). Sampai Maret 2012, total penerima raskin sebanyak 222. 609 rumah tangga sasaran atau turun dari sebelumnya sebanyak 294. 613 rumah tangga sasaran. MG3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar