#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 04 Juni 2012

Krisis Air dan Kearifan Lokal

Oleh Siti Nuryati

Di musim kemarau, ancaman krisis air mendera sejumlah daerah. Krisis ini makin mengkhawatirkan dan kian meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, degradasi lingkungan dan menurunnya ketersediaan air. 
  
Menurut kajian Bappenas (2005), untuk wilayah di luar Jabodetabek ditemukan bahwa sekitar 77 persen kabupaten/kota di Jawa telah memiliki satu hingga delapan bulan defisit air dalam setahun. 

Minggu, 03 Juni 2012

29 Mei 1953, Manusia Pertama Mencapai Puncak Everest


Tahun 2011, juga Indonesia masuk dalam jajaran elit pendaki Everest. Tak tanggung-tanggung, empat nama disumbang dalam daftar tersebut. Edmund Hillary, pendaki asal Selandia Baru dan pemandunya asal suku Sherpa di Nepal, Tenzing Norgay, berhasil menjadi manusia pertama yang mencapai Gunung Everest di ketinggian 8.848 meter pada 29 Mei 1953. Kabar ini merebak ke penjuru dunia pada 2 Juni di tahun yang sama, persis dengan waktu penobatan Ratu Elizabeth II sebagai Ratu Inggris.