#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Sabtu, 21 Juli 2012

Polri Didesak Tarik Pasukan dari Balaesang

Masyarakat lari ke hutan setelah polisi melakukan langkah pukul mundur.

Ketua Forum Masyarakat Anti Tambang Balaesang Tanjung Jamlis Lahandu meminta agar Kapolda Sulawesi Tengah menarik pasukan keamanan dari Polres Donggala yang disiagakan di Balaesang Tanjung, hari ini.

"Kami meminta supaya aparat polisi yang ada di sana ditarik supaya masyarakat tidak takut," kata Jamlis Lahandu di Palu.

Dia mengatakan, sebagian masyarakat dari sejumlah desa seperti Malei dan Kamonji saat ini melarikan diri ke hutan setelah polisi memukul mundur mereka.

Jumat, 20 Juli 2012

Gubernur Sulteng Desak Penghentian Tambang Emas di Donggala

Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longky Djanggola mendesak PT Cahaya Manuggal Abadi (CMA) di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, untuk menghentikan aktivitas penambangan.

Desakan penghentian operasional tambang emas itu disampaikan guna mencegah jatuhnya korban jiwa dan material yang lebih besar. "Saya mendesak penghentian aktivitas PT CMA untuk menghindari akses yang lebih besar. Semua pihak harus bisa menahan diri," kata Longky di Palu, Jumat (2/7) siang.

Ia juga menyesalkan jatuhnya satu korban jiwa akibat bentrokan antara warga yang menolak operasional tambang emas itu dengan aparat keamanan.