#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 23 Juli 2012

Press Release : Tragedi Balaesang Tanjung

Balaesang Tanjung, Donggala, Sulawesi Tengah,
KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KEMANUSIAAN DAN ANTI KEKERASAN
(FORUM MASYARAKAT KAWASAN HUTAN (FMKH), FORUM MASYARAKAT ANTI TAMBANG (FORMAT) FRONT PERJUANGAN PEMBARUAN AGRARIA (FPPAS), DPC PKB DONGGALA, YAYASAN BONE BULA)

Saat ini, Kecamatan Balaesang Tanjung berduka. Tragedi Bima yang terjadi pada 24 Desember 2011, kembali terulang di Balaesang Tanjung. Konflik pertambangan emas antara 8 desa dengan PT. Cahaya Manunggal Abadi telah menelan korban.

Tragedi Balaesang Tanjung yang terjadi sejak selasa 16 Juli 2012 menelan banyak korban. Identifikasi sementara, sedikitnya 4 orang luka-luka terkena timah panas dan seorang lagi tewas tertembus peluru di bagian perut dan ribuan warga hingga saat ini masih berlindung  ke dalam hutan karena polisi menembak dan menangkap setiap orang secara membabi buta. Saksi mata menyatakan bahwa beberapa orang warga dibuang kedalam mobil polisi saat penangkapan pada hari Rabu, 18 Juli 2012 dan Kamis, 19 Juli 2012. Beberapa dari mereka yang ditangkap dan sempat ditahan mengaku mendapat penyiksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi dari pihak aparat kepolisian. Perlakuan yang mereka alami antara lain ; pemukulan dan penyetruman. Bahkan, seorang ibu dan seorang anak kecil berumur satu tahun juga menjadi sasaran pemukulan oleh kepolisian.

Kinerja Polda Sulteng Dipertanyakan, 10 Kasus Besar Menggantung

Selain menuntaskan kasus penembakan lima warga Kecamatan Balaesang Tanjung, Polda Sulteng masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). Setidaknya, ada 10 kasus yang menggantung alias belum diselesaikan institusi baju cokelat ini.

Redaksi Mercusuar mencatat sejumlah kasus besar maupun kasus yang memalukan di institusi yang dipimpin Brigjen Pol Dewa Parsana ini. Beberapa kasus tersebut, antara lain penyidikan korupsi dana Pemilukada di KPU Donggala dengan tersangka mantan Ketua KPU Donggala Rifai Amrullah; penyidikan korupsi dana Jamkesda Morowali; penyidikan kasus pemalsuan transkrip nilai dengan tersangka Ketua DPRD Kabupaten Touna, Samsurijal Labatjo; penangkapan sianida ilegal di kediaman Staf Ahli Kapolda Tahir Danreng; kekalahan memalukan Polda Sulteng pada praperadilan melawan pemilik sianida ilegal, Edi Aman Bachrul; ratusan Mobil Dinas (mobnas) tanpa BPKB dan 13 ribu STNK tanpa pengesahan Polri; penembakan lima warga Kecamatan Balaesang Tanjung; korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota Palu tahun 2006 dan 2008 dengan tersangka mantan Kepala Dikjar Palu, Djikra Gorontina; korupsi perjalanan dinas fiktif di Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sulteng tahun 2007 dengan tiga tersangka yakni Idris Mokoginta, Amir Adil dan Hj Sapria dan dugaan pembuatan surat dan keterangan palsu dalam kepemilikan tanah di Jalan WR Supratman dengan tersangka mantan Wakil Gubernur Ruli Lamadjido dan mantan Camat Palu Barat Ajenkris.