#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Jumat, 19 Oktober 2012

Berakhirnya Era Pangan Murah

Palu, awam green
GATRAnews - Dunia saat ini dihadapkan pada situasi ekonomi global yang masih diwarnai ketidakpastian. Krisis di Eropa terus yang berlanjut, hingga saat ini belum ada titik terang. Negara-negara maju umumnya mengalami stagnasi ekonomi, bahkan cenderung dihantam gejolak resesi.

Ekonomi negara-negara berkembang juga mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Bahkan diprediksi perekonomian global tahun ini mengalami penurunan dari empat persen menjadi tiga setengah persen.

Situasi ekonomi global juga dipengarui oleh gejolak proses transformasi politik di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Ketegangan baru yang terjadi di kawasan itu, terutama di Suriah, berpotensi menyebabkan naiknya harga minyak dunia.

Minggu, 14 Oktober 2012

Torosiaje, "Tanah Leluhur Kami adalah Laut"

KOMPAS.COM, Tersebut dulu dalam hikayat orang Bajo, putri Sang Raja Elolo Bajo hanyut terbawa arus. Rombongan Patta Sompa diutus raja untuk mencari putri yang hilang tersebut. Dalam pencarian itu Patta Sompa sampai di Teluk Tomini. Ketika ingin beristirahat Patta Sompa menunjuk sebuah tanjung sambil berujar, "Kita Pasemba Matoro Ore" yang artinya, "kita akan singgah di tanjung sana." 

Tanjung itu bernama Tanjung Salam Penguh yang kini berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwatu, Gorontalo. Waktu itu rombongan Patta Sompa masih menggunakan soppe (perahu). Mereka mengikat perahu-perahu di pohon lolaro yang banyak terdapat di tanjung tersebut. 

"Ini merupakan salah satu versi asal mula terbentuknya kampung Torosiaje," ujar Pemerhati Masalah Sosial Budaya, Dirno Kaghoo yang juga adalah seorang dosen.