#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 22 November 2012

Kopi Arabika Terancam Punah dalam 70 Tahun

KOMPAS.com - Studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Royal Botanic Gardens, Kew (Inggris); dan Ethiopia, melaporkan bahwa kopi arabika (Coffea arabica) liar terancam punah dalam 70 tahun karena perubahan iklim. Hasil studi ini dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, Rabu (7/11/2012).

"Skenario terburuk, seperti yang didapatkan dari analisis kami, arabika liar dapat punah pada tahun 2080. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi penentu kebijakan terhadap kerentanan spesies ini," kata Justin Moat, Kepala Informasi Spasial di Royal Botanic Garden, yang terlibat riset.

Selasa, 20 November 2012

Terisolasi, Warga Sulit Distribusikan Hasil Panen

Morowali, Sulawesi Tengah
METRONEWS.com - Sejumlah desa di Morowali, Sulawesi Tengah, terisolasi. Warga pun jadi sulit mendistribusikan hasil panen berupa padi. Padahal, desa-desa tersebut menghasilkan lebih 600 ton beras setiap tahun dan siap didistribusikan.

Infrastruktur jalan dan jembatan tak memadai, satu di antaranya Desa Togo. Warga terpaksa membuat rakit untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan pokok. Mereka pun menggerakkan tali pada rakit untuk menyeberangi sungai yang lebarnya mencapai lebih 100 meter. Namun bila arus deras, tak ada warga yang berani menyeberang.