#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 31 Mei 2012

MOUNTAINEERING


Bagi mereka yang telah bergabung di komunitas pecinta alam  kata mountaineering bukan hal yang baru.  Sebab kata mountaineering sudah didapatkan dalam mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) yakni sebuah proses awal saat bergabung dalam sebuah organisasi pecinta alam, sebagai salah satu materi wajib.

Sekarang ini, aktivitas pendakian gunung bukan saja dilakukan oleh komunitas pecinta alam, tetapi juga dilakukan oleh berbagai kelompok atau kalangan umum dengan tujuan rekreasi dan lain sebagainya. Sehingga kata mountaineering diartikan secara datar saja yaitu sebagai aktivitas mendaki gunung dengan berjalan kaki. 



Buka Jalur Ogoamas - Sojol - LPA. Awam Green
Dalam prakteknya, pendakian sebuah gunung bukan hanya sebatas menguasai tehnik dalam mendaki gunung. Sebab setiap gunung, memiliki karakter, kontur dan jalur pendakian yang berbeda – beda. Olehnya mountaineering tidak boleh diartikan secara sempit yakni sebatas tehnik mendaki gunung, tetapi mountaineering diartikan kedalam tiga (3) bagian utama yaitu ; berjalan (Hill Walking), memanjat (Rock Climbing), dan mendaki gunung es (Ice and Snow Climbing).


Dengan demikian, secara sederhana mountaineering merupakan aktivitas mendaki gunung yang membutuhkan sejumlah ketrampilan dan pengetahuan dasar teoritis.

Berbeda dengan masyarakat lokal yang telah lama hidup dan tinggal secara turun temurun di sekitar gunung. Aktivitas pendakian gunung sudah menjadi kebiasaan, olehnya ketrampilan dan pengetahuan dasar sudah tertanam dalam kehidupan dan pengalaman mereka sehari – hari.

Sebelum melakukan aktivitas mendaki gunung, ada beberapa hal dasar yang penting untuk disiapkan dan dilakukan. Antara lain ;

1.   Pengenalan Medan

Adalah aktivitas untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi dasar sebuah gunung yang akan dijadikan sebagai objek pendakian. Informasi dasar tersebut bisa didapatkan melalui peta, masyarakat setempat dan orang - orang yang pernah melakukan aktivitas pendakian gunung tersebut. Seorang pendaki gunung sebaiknya, memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter.

Pengenalan medan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi topografis dan geografis gunung, mengidentifikasi tantangan dan ancaman bahaya secara dini dan mempelajari kondisi sosial budaya masyarakat setempat ( sejarah, adat istiadat atau mitologi ).

2.   Persiapan Fisik dan Mental

Adalah aktivitas mempersiapkan kondisi jasmani dan mentalitas yang sehat melalui kegiatan – kegiatan olah fisik  seperti senam aerobic, senam yoga, lari dan jalan. Ini dimaksudkan agar saat melakukan pendakian kondisi jasmani dan mental dalam keadaan sehat, bugar dan benar – benar siap dalam menghadapi berbagai tantangan medan.

3.   Persiapan Tim

Yaitu melakukan perencanaan sebuah pendakian gunung dengan menentukan anggota tim, pembagian tugas dan peran masing – masing anggota tim serta menyusun jadwal tentative pendakian gunung.

4.   Persiapan Peralatan, Perlengkapan dan Perbekalan

Tanpa mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang cukup, ini akan mempersulit seseorang dan tim pendaki itu sendiri. Olehnya mempersiapkan peralatan dan perlengkapan secara matang merupakan bentuk kepedulian terhadap keselamatan jiwa pendaki itu sendiri. Di sinilah salah satu pentingnya kita melakukan pengenalan medan terlebih dahulu. Sehingga kita lebih mudah dalam mempersiapkan peralatan dan perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam melakukan pendakian gunung nantinya. Kadangkala pendaki membawa peralatan dan perlengkapan dengan beban yang sangat berat, namun sangat disayangkan jika ternyata tidak digunakan dan hanya membuang energy pendaki itu sendiri.

Peralatan standar dalam melakukan pendakian gunung umumnya memiliki harga yang mahal. Tetapi walaupun demikian, ini merupakan bagian dari perlindungan keselamatan. Adapun peralatan dan perlengkapan yang standar disiapkan antara lain ; perlengkapan pribadi : peta, kompas, altimeter, peralatan tulis, sepatu, sandal, ransel, pakaian, jas hujan, jaket, senter, perlengkapan tidur, tempat air minum, dan kebutuhan pribadi lainnya. Perlengkapan tim : tenda, peralatan masak, makanan, alat komunikasi dan obat – obatan.

Semua perlengkapan sekali lagi tergantung medan yang akan ditempuh. Perlengkapan yang disebutkan masih pada bagian aktivitas mountaineering  yakni berjalan (Hill Walking). Apabila medan yang akan dituju bersalju (Ice and Snow Climbing) dan bertebing (Rock Climbing) maka peralatan untuk medan yang disebutkan diatas hanya untuk aktivitas pendakian Hill Walking.

5.   Persiapan Kelengkapan Administrasi Perjalanan

Kelengkapan administrasi perjalanan kadang diremehkan oleh sebagian orang. Bahkan sebagian orang menganggap hal ini bagian dari mempersulit mereka saat melakukan aktvitas pendakian. Padahal kelengkapan ini sangat berguna dan membantu tim SAR ( Search And Resque ) bila para pendaki sedang dalam keadaan bahaya atau darurat gunung saat melakukan aktivitas pendakian.

Kelengkapan ini biasanya diberikan kepada mereka yang berwenang atau diberi tugas dalam melakukan pengawasan sebuah wilayah seperti ; kepala desa/adat, penjaga pos jalur pendakian, kepolisian dan lain sebagainya.

Adapun kelengkapan administrasi antara lain : Surat keterangan identitas diri, surat perjalanan organisasi, jadwal aktivitas pendakian, jumlah anggota tim, data peralatan dan perlengkapan yang dibawa dan lain sebagainya.
( LPA. Awam Green )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar