Awam Green
DEN HAAG (Lampost.Com): Greenpeace melancarkan
kampanye media di Belanda yang menelanjangi kaitan Kentucky Fried Chicken
(KFC), Asia Pulp & Paper (APP) dan nasib hutan tropis Indonesia dan
ekosistemnya. Konsumen diseru untuk berontak.
" Kom in Opstand (Mari Berontak)! KFC Maakt Afval van het Regenwoud (KFC Bikin Sampah dari Hutan Tropis), KFC No Good for Rainforest (KFC Tak Baik untuk Hutan Tropis)," demikian banner iklan Greenpeaace di harian de Volkskrant, de Trouw dan Algemeen Dagblad (4/6/2012), juga di twitter.
" Kom in Opstand (Mari Berontak)! KFC Maakt Afval van het Regenwoud (KFC Bikin Sampah dari Hutan Tropis), KFC No Good for Rainforest (KFC Tak Baik untuk Hutan Tropis)," demikian banner iklan Greenpeaace di harian de Volkskrant, de Trouw dan Algemeen Dagblad (4/6/2012), juga di twitter.
"Colonel mengemas ayam-ayamnya dalam material terbuat dari hutan tropis
Indonesia. Walaupun berdampak pada harimau Sumatera yang terancam (punah), KFC
tetap membeli kertas buatan perusahaan Indonesia, Asia Pulp & Paper
(APP)."
"Perusahaan ini memusnahkan hutan tropis dan lahan gambut serta menggunakan kayu-kayu ilegal. Hutan tropis dibuat sampah merupakan bukti selera rendah. Oleh karena itu Greenpeace menyeru untuk beraksi."
"Semakin banyak orang beraksi menentang praktik-praktik buruk dari Colonel akan semakin baik. Daftarkan dirimu sekarang juga dan bentuk tim aksimu sendiri... Selanjutnya bagi hal ini dengan teman-temanmu dan bentuklah tim aksi terbesar sehingga mengubah pikiran sang Colonel," demikian narasi iklan Greenpeace.
Menurut catatan detikcom, Greenpeace sejak tahun lalu telah menarik perhatian media dan masyarakat di Indonesia maupun internasional dengan kampanye terhadap Asia Pulp and Paper (APP).
Praktik perusahaan itu dinilai merusak hutan Indonesia, yang merupakan rumah bagi orangutan dan harimau Sumatera yang masih tersisa. Bukti-bukti perusakan hutan yang dilakukan APP telah berulang kali diungkap kepada publik.
Pada medio Oktober 2011, Direktur Eksekutif Greenpeace Inggris John Sauven dicegah tangkal (cekal) masuk ke Indonesia, padahal Sauven telah mengantongi visa bisnis. Sauven ditahan oleh petugas Imigrasi saat tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, dan selanjutnya dideportasi.
"Greenpeace mendukung komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelamatkan hutan Indonesia dan mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia di sisa waktu kepemimpinannya hingga 2014," demikian komunike Greenpeace di situswebnya. (DTC/U-4)
"Perusahaan ini memusnahkan hutan tropis dan lahan gambut serta menggunakan kayu-kayu ilegal. Hutan tropis dibuat sampah merupakan bukti selera rendah. Oleh karena itu Greenpeace menyeru untuk beraksi."
"Semakin banyak orang beraksi menentang praktik-praktik buruk dari Colonel akan semakin baik. Daftarkan dirimu sekarang juga dan bentuk tim aksimu sendiri... Selanjutnya bagi hal ini dengan teman-temanmu dan bentuklah tim aksi terbesar sehingga mengubah pikiran sang Colonel," demikian narasi iklan Greenpeace.
Menurut catatan detikcom, Greenpeace sejak tahun lalu telah menarik perhatian media dan masyarakat di Indonesia maupun internasional dengan kampanye terhadap Asia Pulp and Paper (APP).
Praktik perusahaan itu dinilai merusak hutan Indonesia, yang merupakan rumah bagi orangutan dan harimau Sumatera yang masih tersisa. Bukti-bukti perusakan hutan yang dilakukan APP telah berulang kali diungkap kepada publik.
Pada medio Oktober 2011, Direktur Eksekutif Greenpeace Inggris John Sauven dicegah tangkal (cekal) masuk ke Indonesia, padahal Sauven telah mengantongi visa bisnis. Sauven ditahan oleh petugas Imigrasi saat tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, dan selanjutnya dideportasi.
"Greenpeace mendukung komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelamatkan hutan Indonesia dan mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia di sisa waktu kepemimpinannya hingga 2014," demikian komunike Greenpeace di situswebnya. (DTC/U-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar