awam green
Sejumlah petani di Kabupaten Temanggung mengeluhkan mahalnya harga
keranjang tembakau yang mencapai ratusan ribu rupiah. Padahal panen raya
sendiri masih sekitar bulan Agustus-September-Oktober dan semestinya
berdasar pengalaman sebelumnya untuk bulan Juni seharusnya harga masih
murah.
Sutiyo (32) petani tembakau asal Desa Tlahab, Kecamatan
Kledung, mengatakan, saat ini harga keranjang per kepok (dua kranjang
satu tangkup) sudah mencapai Rp 150 ribu. Harga tersebut kata dia,
merupakan yang tertinggi sebelum panen raya.
"Tahun lalu pada saat
menjelang panen raya seperti saat ini harganya cuma Rp 60 ribu hingga
Rp 75 ribu per kepok. Tapi entah kenapa saat ini harganya sudah dua kali
lipat jika di bandingkan tahun lalu,"katanya, Selasa (19/6).
Sementara
itu menurut Murni (51), pedagang keranjang tembakau di Pasar Ngadirejo
mahalnya harga kranjang dipengaruhi oleh mahalnya harga bahan baku
pembuatan, seperti bambu dan pelepah pisang.
Disebutkan, satu
batang bambu harganya saat ini sudah mencapai Rp 16 ribu hingga Rp 20
ribu, dan untuk pelepah pisang Rp 700/lembar. Selain itu, tingginya
harga ditengarai juga disebabkan banyaknya tengkulak yang memborong
keranjang, sehingga mengakibatkan berkurangnya persediaan barang di
pasaran
.
Suyatman (46) petani tembakau lain, asal Dusun Canggal
Tengah, Desa Canggal Gembyang, Kecamatan Ngadirejo menuturkan,
tingginya harga keranjang tahun ini membuatnya harus mengeluarkan biaya
ekstra.
Dia berharap tingginya harga keranjang diikuti membaiknya harga
tembakau agar biaya produksi dari masa tanam hingga masa panen bisa
tertutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar