awam green
Pasca ditutupnya PG Gempolkrep, Kecamatan Gedeg,
Kabupaten Mojokerto, pagi ini para petani tebu dan awak armada pengangkut
tebu menggelar aksi demo. Aksi digelar di depan Pabrik Gula (PG)
Gempolkrep, Gedeg, Kabupaten Mojokerto, rABU (20/6/2012).
Aksi demo ini, selain diikuti para petani tebu yang
tergabung Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Mojokerto, juga diikuti perwakilan
sopir armada pengangkut tebu dan buruh tebang tebu.
"Dampak dari penutupan ini, kami tidak bisa
giling tebu," ujar Ketua APTR Mojokerto Mardianto.
Selain merugikan para petani tebu, juga merugikan para
pemilik armada truk pengangkut tebu. Selain itu juga para pekerja lainnya,
mulai dari sopir truk pengangkut tebu, buruh tebang, dan buruh angkut.
Rencananya aksi ini akan berlangsung sejak pukul 09.00
WIB. Mereka menuntut agar PG Gempolkrep segera beroperasi dan buka giling
kembali. Sehingga tidak merugikan para petani tebu yg saat ini sedang melaksanakan
panen tebu.
Seperti diketahui, sedikitnya 3.000 petani tebu di
Kabupaten Mojokerto dipastikan terkena dampak penutupan PG Gempolkrep.
Mereka tak bisa lagi menggiling tebunya, karena pabrik gula yang ada di wilayah Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini ditutup. PG Gempolkrep tidak boleh beroperasi karena BLH jawa Timur menyatakan limbah yang dibuang ke sungai Brantas berbahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar