#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Sabtu, 23 Juni 2012

Transmigrasi Lembantongoa Bermasalah

awam green

Radar Sulteng Online - Transmigrasi di Desa Lembantongoa Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, ternyata menimbulkan masalah. Program yang diluncurkan tahun 2011 itu tidak membuat betah para penghuninya. Diketahui, ada sekitar 100 unit rumah yang dibangun di lokasi transmigrasi Lembantongoa, namun beberapa penghuninya disebutkan tekah meninggalkan rumah huniannya. Penyebabnya, apa yang dijanjikan pemerintah terhadap mereka mengenai keberadaan lokasi tersebut tidak sesuai harapan.

Hal itu terungkap pada hearing Komisi I dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sigi siang kemarin (20/6). Komisi I mempertanyakan penyebabnya secara teknis kepada dinas tentang penyebab yang membuat transmigran memilih meninggalkan lokasi transmigrasi. Di hearing itu, Komisi I berkeinginan ada solusi konkret sehingga masalah tersebut cepat tertangani dan tidak berlarut-larut.


“Kami hearing tadi siang. Namun hanya kepala dinas dan beberapa staf dinas yang hadir. Sementara Kabid Transmigrasi Disnakertrans, Abrar, berhalangan hadir karena sedang tugas luar daerah,”kata anggota Komisi I DPRD Sigi, Umar B Larosi SAg, kemarin.

Abrar disebutkan mengetahui secara jelas teknis masalahnya. Kalau kepala dinas, Usuluddin Musapalu, hanya masalah secara umum saja. Olehnya Usuluddin pada kesempatan itu meminta agar hearing dilanjutkan lagi Senin pekan depan (25/6) menunggu kedatangan Abrar. “Abrar memang paling tahu. Kita akan hearing lagi pekan depan,”kata Umar.

Setelah dinas memberikan penjelasan, ada beberapa penyebab sehingga transmigrasi Lembantongoa kurang diminati. Pertama; lokasi yang akan dijadikan kebun berada di punggung gunung yang medannya cukup sulit dijangkau. Kedua; air bersih di lokasi transmigrasi tidak tersedia dan yang ketiga; kondisi jalan menuju lokasi transmigran sekitar empat kilometer belum diperbaiki sebagaimana mestinya. Akibatnya, kondisi jalan yang parah membuat transmigran kesulitan. “Akses jalan dan tak tersedianya air bersih cukup membuat transmigran kewalahan,”aku politisi Partai Golkar ini.

Bahkan, ada transmigran sudah menjual atau memindahkuasakan lokasi dan rumah yang menjadi jatahnya. Ini akibat, jaminan masa depan mereka hidup di lokasi itu sangat kecil. Makanya itu, Komisi I bergerak cepat menindaklanjuti masalah ini. “Beberapa waktu lalu memang sudah ada laporan yang masuk ke kami soal ini. Oleh karena itulah kami langsung undang dinas sehubungan dengan masalah ini,”tambah Umar.

Ia mengakui, sebagaimana rencana awal, dari 100 unit rumah yang dibangun di lokasi itu, disisipkan juga transmigran lokal di dalamnya. Transmigran lokal sangat diprioritaskan. Mereka nantinya akan berbaur dengan warga dari Jawa yang didatangkan mendiami lokasi tersebut.

“Dan informasi terakhir, baik transmigran dari Jawa maupun lokal, sudah ada yang meninggalkan tempat. Data konkretnya belum ada, hanya disebutkan puluhan orang. Dan Senin depan, kita harap dinas sudah punya data lengkapnya. Kami juga berencana akan turun ke lapangan lagi terkait masalah ini, meski sebelummya sudah beberapa anggota Komisi I ke lokasi itu,” demikian Umar.(fri)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar