#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Sabtu, 09 Juni 2012

Unjuk Rasa Menolak Penambangan Ricuh

Awam Green


Ratusan petani di pantai selatan Kebumen, Jawa Tengah, ribut dengan kepolisian setempat. Keributan pecah saat warga menggelar unjuk rasa menolak penambangan pasir di daerah mereka, Kamis (7/6).

Warga mutung. Apalagi rapat antara DPRD dan Pansus Raperda Tata Ruang Wilayah tak jua menelurkan kepautusan. Warga yang kecewa lalu membakar keranda mayat dan ban. 

Beberapa di antara mereka bahkan berusaha menerobos masuk ke ruang rapat. Nah, saat itulah, ketegangan memuncak lantaran usaha warga diadang polisi. Saling dorong dan perang mulut di antara kedua kubu tak terhindarkan.

Ketegangan mereda setelah Ketua DPRD Budi Hianto menemui warga. Budi berjanji bakal mendukung aspirasi petani.

Para petani, pada intinya, tak setuju dengan rencana pemerintah yang hendak menjadikan kawasan selatan sebagai wilayah pertambangan. Mereka lebih setuju wilayah itu dijadikan kawasan wisata. Mereka pun meminta TNI Angkatan Darat menyetop latihan militer di Urut Sewu.(Sugondo/****)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar