#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 19 Juli 2012

1 Korban Penembakan di Donggala Sulteng Meninggal Dunia

Masdudin (50), korban penembakan di areal konsesi perusahaan penambangan emas di wilayah Kecamatan Balaesang Tanjung, Donggala, Sulawesi Tengah, akhirnya meninggal dunia. Empat korban lainnya masih terselamatkan.

Masdudin menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 17.30 WITA, Kamis (19/7/2012). Ia tertembak, Rabu (18/7) kemarin, setelah polisi berusaha membubarkan dan berusaha menangkap massa.

Massa menggelar aksi menolak keberadaan perusahaan tambang di daerahnya. Mereka membakar dua alat berat, pos jaga, dan merusak sebuah rumah milik warga setempat, lalu bentrok dengan polisi. Empat warga Desa Malei dan seorang warga Desa Kamonji tertembak. Mereka adalah Idin (35) yang terluka bagian betis kiri tembus lutut, Masnudin (50), tertembak bagian belakang tembus perut, Aksan (45), tertembak di bahu belakang kanan, dan Maruf (32), tertembak di bagian pantat kanan, serta Rusli (38), terluka tembak di bagian paha kiri.
Fandi, warga setempat yang dihubungi melalui telepon mengatakan, Masdudin sudah dalam kondisi kritis sejak kemarin. Ia bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit, Kamis (19/7/2012) subuh.

"Tapi nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Dia juga kan sudah tua sekali. Kondisi tubuhnya tidak kuat," tutur Fandi.

Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, M.Si menyesalkan insiden tersebut. "Saya baru mendapat laporan dari Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Dewa Parsana bahwa ada kejadian di Balaesang Tanjung. Saya menyesalkan dan sangat prihatin adanya penembakan warga itu," kata Longki saat dihubungi detikcom pukul 16.30 WITA.

Longki yang saat ini tengah berada di Jakarta ini menjelaskan, masalah itu dipicu keluarnya izin Bupati Donggala terhadap sebuah perusahaan tambang emas untuk mengelola lahan di wilayah tersebut. Masyarakat yang lahannya berada di dalam kawasan konsesi itu, menolaknya.

"Kalian bisa menanyakannya kepada Bupati Donggala terkait pemberian izin pertambangan itu dan sikap masyarakat setempat. Kepada Kapolres Donggala ditanyakan terkait penembakan itu. Ini wilayah kewenangan mereka," kata Longki.

Untuk diketahui, perusahaan ini diberikan legitimasi oleh Bupati Donggala melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) nomor: 188.45/0288/DESDM/2010, seluas 5.000 hektar.

(try/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar