#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Minggu, 22 Juli 2012

2,5 Juta Anak di Luar Sekolah Bakal Jadi Ancaman

Sebanyak 2,5 juta orang anak Sulawesi Selatan di luar sekolah, berdasarkan data UNICEF Indonesia, akan menjadi ancaman di masa mendatang. Anak-anak tersebut harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat.

Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Sulselbar, Maluku, Maluku Utara dan Papua, Purwanta Iskandar, di Makassar, Minggu (22/7/2012), mengatakan kondisi tersebut sangat memprihatinkan di tengah Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tahun. Menurutnya, anak-anak di luar sekolah itu sebagian besar berada di jalan sebagai pekerja anak.

Di sisi lain, lanjut dia, kebijakan Pemprov Sulsel melalui program pendidikan gratis yang dijalankan sejak 2008 dinilai belum dapat menjangkau jutaan anak di luar sekolah itu. Purwanta mengatakan, saat ini mereka memang masih anak-anak, tapi sepuluh tahun mendatang mereka akan menjadi orang dewasa sehingga dikhawatirkan menjadi potensi pengangguran baru ataupun pelaku tindak kriminal.
"Karena itu, kebijakan pemerintah harus proanak, sehingga semua anak mendapatkan kesempatan dan hak yang sama, misalnya dalam mengecap pendidikan," katanya.

Sementara mengenai program pendidikan gratis yang diusung Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo, menurut dia, belum dapat menjangkau anak-anak luar sekolah yang jumlahnya mencapai 2,5 juta orang. Menurut dia, program pendidikan gratis hanya mengintervensi anak-anak di dalam sekolah saat ini, baik pada jenjang pendidikan dasar hingga lanjutan. Sementara anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah, karena drop out dengan alasan tidak ada biaya atau harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya, belum diintervensi secara optimal.

Penulis : M Latief , Sumber :ANT , Editor : Latief

www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar