Ratusan warga di sejumlah desa di Kecamatan Balaesang Tanjung, Donggala,
Sulawesi Tengah yang selama beberapa hari menggelar demonstrasi menolak
kehadiran tambang emas, mengungsi ke gunung-gunung. Mereka takut
ditangkap polisi pasca tertembaknya 5 orang dalam aksi tersebut.
Demikian disampaikan Irham Wandano, warga setempat melalui sambungan telepon, Rabu (18/7/2012) sore. Ia membenarkan adanya 5 warga menjadi korban penembakan polisi dan sebagian besar warga kini mengungsi.
"Tadi saya sempat melihat warga yang tertembak di kakinya. Kakinya hancur," kata Irham dengan nada ketakutan.
Sementara
itu, Kapolsek Balaesang, AKP Teguh Basuki tidak membantah maupun
membenarkan adanya penembakan tersebut. Ia hanya membantah ada 5 orang
warga yang tertembak oleh polisi hingga menyebabkan satu orang tewas. Demikian disampaikan Irham Wandano, warga setempat melalui sambungan telepon, Rabu (18/7/2012) sore. Ia membenarkan adanya 5 warga menjadi korban penembakan polisi dan sebagian besar warga kini mengungsi.
"Tadi saya sempat melihat warga yang tertembak di kakinya. Kakinya hancur," kata Irham dengan nada ketakutan.
"Itu informasi sesat dan provokatif yang dihembuskan warga. Situasi di sini sudah kondusif," kata Teguh dihubungi saat dihubungi wartawan dari Palu.
Informasi sebelumnya, 5 dari ratusan warga yang tengah menggelar demonstrasi menolak tambang emas di Balaesang Tanjung, Donggala, Sulawesi Tengah, tertembak. Satu orang di antaranya, Sandra, tertembak di bagian rusuk kiri. Ia dilarikan ke rumah sakit di Palu.
Empat korban lainnya adalah Aksan, tertembak di punggung kanan. Aidin tertembak di betis kiri. Culi di bagian paha dan Iting belum diketahui tertembak di bagian mana.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno mengaku mendengar informasi penembakan tersebut. Namun sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan. "Masih kita cek dan ricek lagi. Supaya nggak salah-salah," kata Soemarno saat dihubungi detikcom, Rabu (18/7/2012).
(try/try)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar