#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Jumat, 27 Juli 2012

Bentrok Brimob dan Warga, Seorang Anak Tewas Tertembak

Bentrokan terjadi antara anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatra Selatan dan warga Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Jumat (27/7). Bentrok mengakibatkan seorang anak tewas tertembak.

"Benar, informasinya ada korban satu orang. Saya belum dapat identitasnya. Kapolres Ogan Ilir masih di sana," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumatra Selatan AKBP R. Djarod saat dihubungi via telepon, Jumat malam.

Menurut Djarod, kejadian berawal dari kasus pencurian pupuk di lahan PT Perkebunan Nusantara VII rayon 3. Polisi menduga pelakunya warga setempat. Polisi kemudian olah tempat kejadian perkara di tempat-tempat yang dicurigai menampung pupuk curian. Namun, kata Djarod, terjadi perlawanan warga.
"Sesaat setelah olah TKP, iring-iringan kendaraan kita, kendaraan yang paling belakang disebu warga. Mereka menggunakan senjata tajam dan melempari batu. Anggota melakukan tindakan pengamanan dan langkah-langkah di lapangan," kata Djarod. Soal penembakan, Djarod mengaku belum mengetahui kronologinya.

Wisnu, salah seorang warga, menjelaskan bahwa desanya didatangi ratusan Brimob bersenjata. Ia menduga polisi mencari pihak-pihak yang diduga provokator dalam bentrokan akibat konflik lahan PTPN dan warga, beberapa waktu lalu. Wisnu juga membenarkan soal kasus pencurian pupuk. Namun, kata Wisnu, polisi tak seharusnya main tembak saat menghadapi warga.

"Namanya juga kampung kalau lihat polisi senjata lengkap pasti heran. Mereka berkumpul melihat. Nah mungkin ada salah persepsi antara polisi dan warga. Karena melihat polisi bawa senjata, mungkin beberpa oknum warga melawan pakai batu, pakai kerikil. Kemudian mereka langsung nembak. Banyak anak-anak yang sedang di situ," kata Wisnu.

Korban tewas adalah Angga bin Darmawan, anak berusia 13 tahun. Korban tertembak di bagian telinga. Saat warga hendak membawa ke rumah sakit, kata Wisnu, polisi melarang sambil mengancam. "Katanya biar polisi saja yang bawa, beberapa warga ikut," jelas Wisnu.


Wisnu mengatakan, Angga akhirnya meninggal. Sejumlah warga lainnya juga mengalami luka-luka. Hingga pukul 20.00 WIB, situasi di Desa Limbang masih mencekam.(IKA)

www.metrotvnews.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar