Balaesang Tanjung - Donggala - Sulawesi Tengah
Kepolisian Republik Indonesia hingga kini masih menyelidiki peristiwa tewasnya seorang warga akibat tembusan peluru dalam konflik lahan di Ogan Ilir, Sumatra Selatan.
Hasil sementara, Polri menyebut tembakan kepada korban bukan berasal dari pihaknya, karena berasal dari belakang.
"Korban yang tewas tertembak itu dari arah belakang, sedangkan arah anggota saat itu di depan. Ini sedang dicek kembali," kata Kepala bidang Penerangan Masyarakat Markas Besar Polri Kombes Boy Rafli Amar ketika dihubungi, Sabtu (28/7).
Ia pun yakin tembakan yang menewaskan seorang remaja, Angga bin Darmawan, 12, itu bukan dari sisi polisi. Ia juga memastikan ketika peristiwa terjadi, aparat Brimob ditempat kejadian tidak ada yang menggunakan peluru tajam.
"Sudah kami cek, tidak ada yang gunakan peluru tajam. Saat itu yang digunakan hanya peluru karet, peluru hampa, dan gas air mata," sebut Boy.
Lebih jauh, Boy juga menyebut ada kemungkinan tembakan yang mengenai korban berasal dari senjata api rakitan. Ia bahkan menyebut dalam investigasi yang dipimpin Wakapolda Sumatra Selatan juga melibatkan unsur reserse.
"Ada kemungkinan dari senpi rakitan, ini masih kami dalami. Karena itu kami juga melibatkan unsur reserse untuk menyelidiki dugaan ini," jelas Boy.
Diceritakan Boy, saat itu petugas yang sedang berpatroli diserang oleh sekitar 500 massa. Ketika itu, posisi petugas kepolisian yang sedang berpatroli terkepung. Boy menyebut penyerang ada yang terprovokasi.
"Saat itu petugas sedang patroli ke desa-desa dan kebetulan ketika lewat Desa Limbang Jaya patroli ini dilempari massa. Kemungkinan ada yang provokasi karena sebelum ada lemparan kami dengar bunyi-bunyian semacam kode untuk menyerang," ungkap Boy
Diakui Boy, memang ada juga tembakan dari aparat yang terkepung itu. "Kami sempat tembakkan gas air mata, sempat juga berikan tembakan peringatan." (Fid/OL-9)
Penulis : Fidel Ali Permana
www.mediaindonesia.com
Kepolisian Republik Indonesia hingga kini masih menyelidiki peristiwa tewasnya seorang warga akibat tembusan peluru dalam konflik lahan di Ogan Ilir, Sumatra Selatan.
Hasil sementara, Polri menyebut tembakan kepada korban bukan berasal dari pihaknya, karena berasal dari belakang.
"Korban yang tewas tertembak itu dari arah belakang, sedangkan arah anggota saat itu di depan. Ini sedang dicek kembali," kata Kepala bidang Penerangan Masyarakat Markas Besar Polri Kombes Boy Rafli Amar ketika dihubungi, Sabtu (28/7).
Ia pun yakin tembakan yang menewaskan seorang remaja, Angga bin Darmawan, 12, itu bukan dari sisi polisi. Ia juga memastikan ketika peristiwa terjadi, aparat Brimob ditempat kejadian tidak ada yang menggunakan peluru tajam.
"Sudah kami cek, tidak ada yang gunakan peluru tajam. Saat itu yang digunakan hanya peluru karet, peluru hampa, dan gas air mata," sebut Boy.
Lebih jauh, Boy juga menyebut ada kemungkinan tembakan yang mengenai korban berasal dari senjata api rakitan. Ia bahkan menyebut dalam investigasi yang dipimpin Wakapolda Sumatra Selatan juga melibatkan unsur reserse.
"Ada kemungkinan dari senpi rakitan, ini masih kami dalami. Karena itu kami juga melibatkan unsur reserse untuk menyelidiki dugaan ini," jelas Boy.
Diceritakan Boy, saat itu petugas yang sedang berpatroli diserang oleh sekitar 500 massa. Ketika itu, posisi petugas kepolisian yang sedang berpatroli terkepung. Boy menyebut penyerang ada yang terprovokasi.
"Saat itu petugas sedang patroli ke desa-desa dan kebetulan ketika lewat Desa Limbang Jaya patroli ini dilempari massa. Kemungkinan ada yang provokasi karena sebelum ada lemparan kami dengar bunyi-bunyian semacam kode untuk menyerang," ungkap Boy
Diakui Boy, memang ada juga tembakan dari aparat yang terkepung itu. "Kami sempat tembakkan gas air mata, sempat juga berikan tembakan peringatan." (Fid/OL-9)
Penulis : Fidel Ali Permana
www.mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar