#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Rabu, 18 Juli 2012

DPR Minta Polisi dan Warga Balaesang Tahan Diri

DPR RI meminta aparat kepolisian dan warga menahan diri menyusul tertembaknya lima warga di Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Rabu (18/7/2012) hari ini.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR, Nasir Jamil, di Jakarta, Rabu (18/7/2012).

Menurut Nasir, pihaknya menyesalkan penembakan terhadap warga sipil tersebut. Sebab, tak seharusnya amuk massa di Balaesang Tanjung tersebut yang merupakan reaksi puncak dari penolakan masyarakat terhadap rencana eksplorasi biji emas PT Cahaya Manunggal Abadi dihadapi Pemda dan Kepolisian dengan represif sehingga menimbulkan korban.
Nasir menyatakan seharusnya pemda dan kepolisian belajar dari beberapa kasus serupa di wilayah lain, seperti di Lampung dan Bima. Seharusnya kepolisian bersikap lebih arif dan bijaksana dalam menghadapi massa yang emosi.

Apalagi saat ini akan memasuki bulan Ramadhan atau puasa. Dan sudah semestinya tindakan represif harus dihindari dan lebih mengedepankan dialog.

"Untuk itu, saya meminta Pemda dan Polri menahan diri, serta meminta Komnas Ham untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran HAM dalam peristiwa tersebut," ujar Nasir.

www.tribunnews.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar