#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Selasa, 03 Juli 2012

Gedung SDN Kota Baru Seperti Kandang Ayam

awam green - palu
Siswa sebanyak 4 kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru, Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), masih menggunakan gedung sekolah mirip kandang ayam. Gedung ini beratapkan alang-alang yang sudah bolong di sana- sini dan berdinding pelepah bebak gewang. Gedung ini pun nyaris roboh dan mengancam keselamatan murid dan guru.

Gedung baru yang dibangun sejak tahun 2011 lalu belum rampung. Padahal gedung baru ini dikerjakan secara keroyokan oleh empat kontraktor. Salah satu kontraktor adalah istri seorang kepala sekolah. Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten TTU bersikap masa bodoh.

"Kami minta jaksa turun periksa proyek ini. Sebab sejak dibangun tahun 2011 lalu, gedung sekolah itu belum rampung. Ada empat kontraktor yang kerja secara keroyokan. Tiga kontraktor telah menyelesaikan bagian pekerjaannya. Salah satu kontraktor istri seorang kepala sekolah, pergi meninggalkan pekerjaan proyeknya," jelas Ketua Pansus DPRD Kabupaten TTU, Agustinus Talan, Senin (25/6/2012) siang.

Yang sangat mengesalkan, lanjutnya, Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt, bersikap masa bodoh termasuk Dinas PPO setempat. "Masih banyak kasus proyek pembangunan sekolah yang amburadul serta terlantar. Pemerintahan model apa ini? Kacau sekali," kritik Talan yang menjabat sebagai Ketua Pansus sejak tahun 2010 lalu.

Kepala SDN Kota Baru, Urbanus Taus, S.Ag, yang dikonfirmasi terpisah di sekolahnya, kemarin siang, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan siswa kelas I hingga kelas IV masih menggunakan gubuk mirip kandang ayam untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).

Sedangkan siswa kelas V dan VI sudah menggunakan ruang kelas permanen yang dibangun tahun 2011 lalu. Sedangkan ruang kantor dan guru menempati gedung perpustakaan yang disulap ala kadarnya, berhimpitan dengan buku-buku.

"Ada dua ruang kelas lagi yang sudah dibangun tapi belum diserahterimakan dari kontraktor kepada pemerintah. Dan pemerintah belum serahkan kepada kami untuk digunakan. Mungkin masih ada utang proyek yang belum dilunaskan, atau apa?" jelas Taus menduga-duga.

Ia juga mengatakan tidak mengetahui sama sekali besar nilai proyek gedung sekolahnya. "Gelap sama sekali Pak!" tukasnya. Dia mengakui ada empat kontraktor yang mengerjakan gedung sekolahnya. Dua orang kontraktor masing-masing mengerjakan dua ruang kelas, satu kontraktor lainnya membangun ruang perpustakaan.

"Satu kontraktor lagi, istri seorang kepala sekolah. Dia yang kerja ruang perpustakaan di sebelah barat itu. Tapi belum rampung dia sudah menghilang," kata Taus. Akibatnya gedung itu dibiarkan begitu saja tanpa daun pintu dan daun jendela, dan sebagian atapnya belum ditutup.

Taus mengaku sudah melaporkan kondisi proyek tersebut ke Kantor Dinas PPO Kabupaten TTU, namun hingga sekarang belum ada tanggapan serius. "Saya takut, saat musim hujan nanti, siswa empat kelas yang berjumpah puluhan orang itu akan basah kuyup. Sebab atap dari daun alang-alang sudah bolong di sana-sini," tukasnya.

Pantauan Pos Kupang, gedung sekolah mirip kandang ayam itu terletak di tengah kompleks pemukiman BTN, dekat Universitas Timor. Dua ruang kelas di sebelah barat sudah digunakan guru dan siswa kelas V dan VI. Satu lagi ruang perpustakaan, disulap jadi ruang kepsek dan ruang guru.

Sedangkan siswa kelas I hingga IV tetap menggunakan gubuk darurat di sebelah timur, berdekatan dengan gedung baru yang belum diserahterimakan ke pihak sekolah. Gubuk darurat itu nyaris roboh.*


Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit
www.tribunnews.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar