Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah,
Kapolres Donggala Menyatakan Janji Di Hadapan Masyarakat Balaesang |
Pernyataan Kapolres Donggala, AKBP Dikcy Aryanto dirumah duka (Almarhum
Masdudin alias Sando) pada hari Jumat, tanggal 20 Juli 2012, ternyata hanya
pepesan kosong.
“ Saya Dicky, jangan lihat
Kapolresnya ya, silahkan yang punya keluarga suruh kembali. Karena nanti malam
sudah sahur pertama, Tidak ada lagi penangkapan. Tapi saya menghimbau jangan
sampai kejadian ini terulang kembali. Saya malu, kenapa malunya ?. Hasan Husen itu
yang dirusak, orang saya juga, orang muslim juga. Saya pribadi ini malu, Yang
merusak agama kita adalah kita. Tolong Jangan diulangi. Jelas ??, silahkan
keluarga pada pulang semua, tidak ada apa-apa. Bismilah.., Assalamualaikum “.
( Dok. Audio Visual – Koalisi Masyarakat
Sipil Untuk kemanusiaan Dan Anti Kekerasan )
Namun pernyataan
diatas, hanya sebuah statement untuk menutupi keberingasan polisi pada hari Rabu, 18 Juli 2012 yang mengakibatkan 1 orang tewas dan 4 orang lainnya luka
tembak. Faktanya pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2012, seorang warga dari desa
Malei atas nama Fajar.Hi Arsyad (22) ditangkap di Karumba kecamatan Sindue. Saksi
mata menjelaskan peristiwa tersebut, bahwa saat itu, 3 orang polisi menggunakan
pakaian preman menggunakan mobil Kijang Biru Tua. Tiba- tiba dari arah belakang
menghadang mobil angkutan umum L 300 jurusan Palu – Malei yang ditumpangi Fajar
Hi. Arsyad.
Peristiwa
penangkapan Fajar Hi. Arsyad, adalah bukti nyata bahwa Kapolres Donggala
ingkari statementnya dihadapan masyarakat, Komnas HAM dan DPRD Donggala. Namun
hingga saat ini, Komnas HAM dan DPRD Donggala belum menyatakan sikap tegas. Aksi
penangkapan ini membuat masyarakat Balaesang Tanjung menjadi resah.
Di sampaikan oleh :
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan
Ganti brimop dengan Satpol PP.
BalasHapusBerikan senjatanya pada TNI, tempatkan TNI di Perbatasan.