Warga
Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah,
diimbau keluar dari persembunyiannya di hutan dan segera kembali ke
rumah masing-masing untuk menyambut bulan Ramadhan pascaamuk massa di
wilayah itu.
Wakil Ketua Komnas HAM RI Ridha Saleh di Palu, Jumat, setelah berkunjung ke Balaesang Tanjung mengatakan, Polri telah menjamin keselamatan warga untuk kembali ke masing-masing desa. Hingga Jumat sore sebagian masyarakat di Desa Malei dan Kamonji diduga masih bersembunyi di hutan karena dua desa tersebut masih lengang dari aktivitas kemasyarakatan.
"Masyarakat masih takut karena masih
ada aparat kepolisian. Tapi Kapolres Donggala sudah mengiyakan akan
melindungi warga dan tidak ada lagi penyisiran dan penangkapan," kata
Ridha Saleh.Wakil Ketua Komnas HAM RI Ridha Saleh di Palu, Jumat, setelah berkunjung ke Balaesang Tanjung mengatakan, Polri telah menjamin keselamatan warga untuk kembali ke masing-masing desa. Hingga Jumat sore sebagian masyarakat di Desa Malei dan Kamonji diduga masih bersembunyi di hutan karena dua desa tersebut masih lengang dari aktivitas kemasyarakatan.
Menurut Ridha Saleh, seorang warga dari Desa Malei, Jumat siang ditangkap polisi karena diduga terlibat dalam amuk massa di Balaesang Tanjung. Namun polisi melepas kembali yang bersangkutan setelah adanya kesepakatan bersama antar Komnas HAM dan Polres Donggala.
Sementara itu Kapolres Donggala AKBP Dicky Aryanto menegaskan tidak akan melakukan penangkapan terhadap warga yang masih bertahan di hutan.
"Saya Dicky, Kapolres Donggala. Saya jamin tidak ada penangkapan warga yang lain. Jadi saudara-saudaraku, segera kembali ke rumah untuk menyambut Ramadhan bersama keluarga," kata kapolres di depan warga di rumah duka almarhum Masdudin, Jumat pagi.
Pernyataan kapolres itu sontak membuat warga gembira dan bertepuk tangan. "Hidup pak kapolres, hidup Komnas HAM," teriak seorang ibu. Pernyataan tersebut disampaikan setelah Kapolres berdiskusi dengan Wakil Ketua Komnas HAM RI, M Ridha Saleh di rumah duka.
Amuk massa di Balaesang Tanjung pada Selasa (18/7) berimbas pada tewasnya seorang warga bernama Masdudin alias Sando (50) warga Desa Malei.
Korban tewas diduga terkena tembakan polisi pada Kamis (19/7) saat polisi melakukan penyisiran dan mencari pelaku pembakaran pos polisi, alat berat perusahaan dan pengerusakan rumah warga pasca mauk massa.
Redaktur: Hazliansyah
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar