#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Jumat, 31 Agustus 2012

Kasus Balaesang, 34 Polisi Diperiksa

PALU, MERCUSUAR - Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sulteng telah memeriksa 34 anggota kepolisian Polres Donggala dan menyita 8 pucuk senjata terkait penembakan warga Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno mengatakan, untuk sementara status ke- 34 anggota tersebut masih sebagai terperiksa. Dari keterangan mereka, penembakan tersebut dilakukan karena adanya reaksi atau penyerangan dari kelompok warga namun keterangan itu masih akan didalami lagi. ”Semua keterangan dari anggota akan ditampung dan bidang Propam akan mensinkronkan hal tersebut dengan berbagai sumber yang dihimpun untuk mencari tahu pelakunya,” tandas Soemarno, Rabu (29/8).


Soemarno menambahkan, saat ini tim telah kembali ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan bukti-bukti termasuk mencari proyektil yang telah mengenai sejumlah warga. Senjata yang telah disita akan diuji balistik untuk mengetahui seberapa jauh jarak korban ditembak dan terjatuh. ”Karena setelah ditembak korban tidak langsung jatuh di tempat tetapi masih sempat lari,” ungkapnya.

Anggota akan menjalani sidang di Polres Donggala. ”Dari hasil sidang juga nantinya akan diketahui siapa pejabat yang bertanggungjawab atas insiden tersebut,” tambahnya.

Sejumlah warga juga telah dimintai keterangan terkait penembakan itu namun dari keterangan hingga saat ini belum ada warga yang melihat langsung penembakan itu. ”Rata-rata pengakuan warga hanya mendengar bunyi letusan,” kata mantan Kapolres Parmout itu.

Sebelumnya, lima warga Desa Malei dan Kamonji, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala dilaporkan tertembak saat berunjukrasa, Rabu siang (18/7). Hal itu berunjung menjadi konflik akibat adanya rencana pertambangan tambang emas di wilayah tersebut. AMR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar