Kericuhan mewarnai unjuk rasa ratusan warga Sinama Nenek, Kabupaten Kampar, Riau, Jum'at (10/8). Massa menuntut pembebasan tiga warga yang ditangkap polisi karena mencuri buah sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V.
Unjuk rasa yang didominasi para ibu di depan Kantor Kepolisian Resor Kampar itu awalnya berlangsung tertib. Namun, tiba-tiba berubah menjadi ricuh, ketika seorang ibu histeris dan berteriak kepada polisi agar tiga warga tersebut dibebaskan.
Kericuhan semakin memanas saat massa berusaha masuk ke kantor Polres untuk menemui Kapolres. Massa berusaha menerobos blokade polisi, namun tidak berhasil.
Unjuk rasa yang dipicu penangkapan tiga orang warga tersebut berawal dari sengketa lahan perkebunan sawit seluas 2,8 hektare. Warga merasa lahan milik mereka diserobot pihak PTPN V. Padahal, PTPN V tidak memiliki hak guna usaha dan surat kepemilikan lahan. Bahkan, perusahaan sengaja menyiagakan polisi untuk menangkap warga yang memanen sawit di lahan yang disengketakan tersebut dengan alasan pencurian.
www.metrotvnews.com
Unjuk rasa yang didominasi para ibu di depan Kantor Kepolisian Resor Kampar itu awalnya berlangsung tertib. Namun, tiba-tiba berubah menjadi ricuh, ketika seorang ibu histeris dan berteriak kepada polisi agar tiga warga tersebut dibebaskan.
Kericuhan semakin memanas saat massa berusaha masuk ke kantor Polres untuk menemui Kapolres. Massa berusaha menerobos blokade polisi, namun tidak berhasil.
Unjuk rasa yang dipicu penangkapan tiga orang warga tersebut berawal dari sengketa lahan perkebunan sawit seluas 2,8 hektare. Warga merasa lahan milik mereka diserobot pihak PTPN V. Padahal, PTPN V tidak memiliki hak guna usaha dan surat kepemilikan lahan. Bahkan, perusahaan sengaja menyiagakan polisi untuk menangkap warga yang memanen sawit di lahan yang disengketakan tersebut dengan alasan pencurian.
www.metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar