KOMPAS.com - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Forum Umat Islam Peduli Sulteng, Kamis (3/01/2013) turun ke jalan. Mereka mendesak agar Kapolri Jenderal Timor Pradopo mencopot Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana dengan tidak hormat.
Desakan pencopotan ini menyusul kasus-kasus kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga sipil yang terjadi di wilayah Polda Sulteng. Para Pemuda ini melakukan long march menuju kantor DPRD Sulawesi Tengah di Jalan Samratulangi. Selain berorasi mendesak agar Kapolda Sulteng turun, mereka juga membagikan selebaran berisi kinerja Kapolda Sulteng Dewa Parsana yang dinilai buruk, terutama dalam penanganan sejumlah kasus kekerasan di wilayah Sulawesi Tengah.
Koordinator lapangan aksi Dedi Irawan menilai, Kapolda Sulteng Dewa Parsana tidak menjalankan tugas dan tanggungjawab yang baik dalam menjaga stabilitas keamanan warganya. "Salah satunya adalah kasus salah tangkap terhadap beberapa warga sipil di Kalora yang mengalami penyiksaan saat ketika berada di sel tahanan. Ini kan namanya tidak memberi rasa aman bagi warganya. Polisi kan harusnya memberi rasa aman, bukan meresahkan," kata Dedi.
Di depan kantor DPRD Sulteng, puluhan pemudah ini bergantian melakukan orasi, aambil meneriakkan yel-yel copot Kapolda Brigjen Dewa Parsana. Sejumlah perwakilan para pengunjuk rasa akhirnya bertemu sejumlah anggota dewan di ruang sidang utama. Salah satunya adalah Ridwan Yalindjama, anggota dewan dari Partai Golkar.
"Kita akan tampung aspirasi ini dan secepatnya menindaklanjuti aspirasi masyarakat ini. Dalam waktu dekat kita akan bertemu dengan Komisi I DPR RI membahas desakan masyarakat ini. Anggota DPR punya kewajiban untuk menyampaikan aspirasi ini kepada DPR RI dan Kapolri," kata Ridwan.
Setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota dewan, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Editor : Farid Assifa
Desakan pencopotan ini menyusul kasus-kasus kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga sipil yang terjadi di wilayah Polda Sulteng. Para Pemuda ini melakukan long march menuju kantor DPRD Sulawesi Tengah di Jalan Samratulangi. Selain berorasi mendesak agar Kapolda Sulteng turun, mereka juga membagikan selebaran berisi kinerja Kapolda Sulteng Dewa Parsana yang dinilai buruk, terutama dalam penanganan sejumlah kasus kekerasan di wilayah Sulawesi Tengah.
Koordinator lapangan aksi Dedi Irawan menilai, Kapolda Sulteng Dewa Parsana tidak menjalankan tugas dan tanggungjawab yang baik dalam menjaga stabilitas keamanan warganya. "Salah satunya adalah kasus salah tangkap terhadap beberapa warga sipil di Kalora yang mengalami penyiksaan saat ketika berada di sel tahanan. Ini kan namanya tidak memberi rasa aman bagi warganya. Polisi kan harusnya memberi rasa aman, bukan meresahkan," kata Dedi.
Di depan kantor DPRD Sulteng, puluhan pemudah ini bergantian melakukan orasi, aambil meneriakkan yel-yel copot Kapolda Brigjen Dewa Parsana. Sejumlah perwakilan para pengunjuk rasa akhirnya bertemu sejumlah anggota dewan di ruang sidang utama. Salah satunya adalah Ridwan Yalindjama, anggota dewan dari Partai Golkar.
"Kita akan tampung aspirasi ini dan secepatnya menindaklanjuti aspirasi masyarakat ini. Dalam waktu dekat kita akan bertemu dengan Komisi I DPR RI membahas desakan masyarakat ini. Anggota DPR punya kewajiban untuk menyampaikan aspirasi ini kepada DPR RI dan Kapolri," kata Ridwan.
Setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota dewan, para pengunjuk rasa pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Editor : Farid Assifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar