#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 11 Februari 2013

Tidak Di Gubris, Warga Powelua Menutup Sementara Sumber Air PDAM Di Desanya

Ratusan warga desa Powelua, kecamatan Banawa Tengah, kabupaten Donggala siang tadi secara serempak melakukan aksi penutupan sementara sumber air PDAM yang berada di desanya. Aksi ini untuk membuktikan pernyataan mereka saat melakukan aksi damai di depan kantor DPRD Donggala pada 28 Januari 2013 kemarin.

Penutupan sementara air PDAM tersebut, merupakan wujud kekecewaan warga desa Powelua terhadap penetapan dana pembangunan RUKO (Rumah Toko) di kota Palu oleh pemerintah daerah kabupaten Donggala senilai Rp. 11, 250 Milyar.
Menurut warga, sebaiknya dana tersebut dibatalkan dan segera dialihkan untuk pembangunan pemenuhan kebutuhan dasar beberapa desa di kabupaten Donggala yang hingga saat ini belum menikmati listrik, air bersih dan perbaikan jalan – jalan yang rusak. Selain itu, dana sebesar itu harusnya digunakan untuk membiayai program – program didesa.

“Sikap kami untuk menutup sementara aliran air PDAM yang berada di desa kami, bukan semata-mata untuk kepentingan masyarakat desa Powelua saja, tetapi sikap dan tindakan kami juga untuk menyuarakan aspirasi saudara-saudara kami di kecamatan lainnya di kabupaten Donggala ini ”. Ungkap seorang warganya.

“Coba lihat, masih banyak saudara kita di desa lain yang bernasib sama dengan desa Powelua ini, belum menikmati listrik, jalan desa yang rusak dan bahkan ada saudara kita yang hingga saat ini masih kesulitan air bersih. Tapi menjadi heran, mereka lebih memilih membangun RUKO dari pada memperhatikan kebutuhan masyarakat desa. Mungkin dengan cara demikian aspirasi kita mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah daerah Donggala dan DPRD Donggala“. Ucap seorang tokoh masyarakat dihadapan ratusan warganya dengan bahasa Indonesia bercampur bahasa daerah setempat.

Harapan mereka, masyarakat Donggala yang saat ini tidak dapat lagi menikmati air PDAM untuk sementara waktu agar memahami sikap masyarakat desa Powelua. “Sejak kabupaten Donggala ini berdiri, kami belum menikmati yang namanya listrik, padahal desa kami hanya berada di ujung hidung kantor Bupati dan kantor DPRD. Sementara desa – desa yang lebih jauh dari ibu kota kabupaten sudah menikmati listrik ”. Terang seorang perempuan di desa Powelua saat berada di tempat sumber air PDAM.

Kemudian perempuan tersebut menambahkan bahwa “penutupan air ini bukan hanya kepentingan warga desa disini, tapi ini adalah suara warga desa – desa di kabupaten Donggala yang bernasib sama dengan kami, olehnya kami meminta agar anggaran pembangunan RUKO dibatalkan dan digunakan untuk membiayai listrik, kebutuhan air bersih di desa – desa yang kesulitan air bersih, jalan – jalan desa yang rusak serta kebutuhan – kebutuhan masyarakat desa lainnya”. (AG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar