#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Selasa, 05 Maret 2013

Di Pinembani Dan Bansel, Perambahan Kayu Makin Marak

HARIANMERCUSUAR.com - Penebangan dan perambahan kayu di wilayah Kecamatan Pinembani dan Banawa Selatan (Bansel), Kabupaten Donggala makin marak dan sulit dikendalikan. Ratusan kubik kayu yang masih dalam bentuk bantalan, terlihat di sepanjang sudut sungai.

Hasil penelusuran Camat Pinembani, Damin saat meninjau pembukaan jalan poros Malino – Bambakaenu akihr minggu lalu, menemukan fakta banyaknya kayu yang siap diangkut ke perusahaan sawmill (penggergajian kayu) yang berada di Bansel. Beberapa sumber yang memberikan keterangan kepada dirinya terkait asal kayu itu, mengatakan bahwa kayu tersebut diantaranya berasal dari wilayah Pinembani dan sebagian dari desa yang ada di Bansel. “Banyak sekali kayu parkir di Sungai Malino. Tidak jelas siapa yang punya. Karena mereka mengaku hanya pekerja,” ujar Damin di Donggala, Selasa (4/3).

Damin mengaku merasa miris melihat kayu tebangan yang secara vulgar dan terang-terangan dipampang di pinggir jalan atau sungai. Seolah-olah hasil penebangan kayu itu telah mendapatkan izin dari instansi terkait. Ia sendiri sebagai camat Pinembani mengaku belum pernah dimintai izin dari pihak manapun untuk menebang kayu. Saat ditanya apakah kayu tersebut dari hasil pembukaan jalan poros Malino-Bamabakaenu sepanjang 24 km? “Bukan. Jalan yang dikerjakan pada umumnya sudah tidak memiliki pohon besar lagi, jadi kayu itu diluar dari jalan yang dikerjakan itu,” jawabnya.

Ia menduga, terjadinya banjir bandang pertengahan tahun lalu di Kecamatan Bansel tepatnya Desa Mbuwu dan sekitaranya, bisa jadi karena maraknya illegal logging. Beberapa kayu yang hanyut, ada yang menghantam jembatan dan tersangkut menutup jalan air yang membuat air meluber hingga ke permukiman penduduk. Sehingga mengakibatkan ratusan rumah terendam air dan bahkan ada yang roboh. Tidak hanya bencana banjir, tapi juga tanah longsor turut serta dalam bencana alam yang menewaskan dua orang pada awal Agustus lalu itu. HID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar