http://www.harianmercusuar.com - Kurun empat
bulan terakhir periode tahun 2013 ini, Kabupaten Sigi terus jadi langganan
banjir bandang. Sesuai catatan redaksi, empat kasus banjir bandang telah
menghantam daerah ini di lokasi berbeda. Penyebabnya, sungai meluap dan airnya
masuk ke lahan persawahan petani serta merendam perkampungan warga.
.
Oleh: SANAJI/LKBN ANTARA
Banjir bandang pertama menghantam tiga desa di Kecamatan Dolo Barat pada Senin (31/12) pukul 14.00 siang. Tiga desa tersebut adalah Desa Pewunu, Sibonu dan Desa Kalukutinggu.
Informasi yang diterima redaksi, penyebab banjir adalah air yang berasal dari pegunungan lalu melewati sungai mati. Dari sungai mati tersebut air masuk ke perkampungan warga. Bencana banjir itu mengakibatkan tiga rumah di Desa Pewunu terendam air dan satu rumah di Desa Sibonu, serta satu rumah rusak berat di Desa Kalukutinggu.
Selanjutnya, banjir bandang kedua menghantam delapan hektar sawah siap panen
dan satu rumah milik masyarakat yang berada di bantaran Sungai Ombi di Desa
Balongga Kecamatan Dolo Selatan pada Minggu (10/2) pukul 23.00 malam. Banjir
ini menghantam delapan hektar sawah siap panen dan satu rumah milik masyarakat
yang berada dibantaran Sungai Ombi di Desa Balongga Kecamatan Dolo Selatan. .
Oleh: SANAJI/LKBN ANTARA
Banjir bandang pertama menghantam tiga desa di Kecamatan Dolo Barat pada Senin (31/12) pukul 14.00 siang. Tiga desa tersebut adalah Desa Pewunu, Sibonu dan Desa Kalukutinggu.
Informasi yang diterima redaksi, penyebab banjir adalah air yang berasal dari pegunungan lalu melewati sungai mati. Dari sungai mati tersebut air masuk ke perkampungan warga. Bencana banjir itu mengakibatkan tiga rumah di Desa Pewunu terendam air dan satu rumah di Desa Sibonu, serta satu rumah rusak berat di Desa Kalukutinggu.
Dilaporkan, penyebab banjir bandang ini akibat curah hujan tinggi di daerah tersebut, sehingga Sungai Ombi yang berada di wilayah tersebut tidak mampu menampung debit air lalu meluap ke sawah dan perkampungan warga.
Banjir bandang kembali menerjang Kabupaten Sigi yang merendam sawah siap panen. Banjir juga merendam 15 rumah milik warga di Dusun 4 Desa Sambo Kecamatan Dolo Selatan. Kejadiannya pada hari Kamis (21/2), sekira pukul 10.00 pagi. Penyebabnya, sama dengan kejadian banjir bandang sebelumnya. Yakni, luapan air sungai yang tak mampu lagi menampung debit air akibat curah hujan yang cukup tinggi di daerah itu. Tinggi air yang merendam perkampungan sekira 1,5 meter, dimana 15 rumah yang terendam banjir dihuni 62 jiwa.
Masyarakat yang rumahnya terendam air, untuk sementara tinggal di dalam tenda. Banjir kembali melanda di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi pada Senin (1/4) malam, menyusul hujan lebat mengguyur wilayah tersebut. Puluhan hektare sawah di Kecamatan Palolo terendam sehingga petani mengalami kerugian.
Huber Supari (53), salah seorang petani di Desa Lembantonga, Kecamatan Palolo, Rabu (3/4), membenarkan bencana banjir itu terjadi pada Senin (1/4) menyusul hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
Ia mengatakan kebanyakan areal persawahan petani yang diterjang banjir padi baru berumur lebih satu bulan. Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Palolo menyebabkan sungai yang ada di Desa Lembantongoa meluap dan airnya masuk ke lahan persawahaan petani.
Namun dalam peristiwa itu, tidak ada korban jiwa kecuali kerugian material yang mencapai jutaan rupiah. Selain menerjang areal sawah, banjir juga melanda lahan perkebunan kakao dan kopi.
Desa Lembantonga merupakan salah satu desa di Kecamatan Palolo penghasil kakao
dan kopi. Sebagian besar masyarakat yang bermukim di sana adalah petani kakao
dan kopi. Dan sebagian lagi, petani penggarap sawah. Hingga berita ini
diturunkan, hujan deras masih mengguyur wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu Acshadi SR mengatakan ada sejumlah wilayah di Sulteng selama sepekan ini diguyur hujan ringan sampai lebat.
Hujan lebat berpeluang besar mengguyur beberapa kabupaten, termasuk Sigi sehingga rawan terjadinya bencana alam tanah longsor dan banjir. Karena itu, masyarakat yang tinggal di perbukitan maupun dekat aliran sungai diminta agar tetap meningkatkan kewaspadaan.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu Acshadi SR mengatakan ada sejumlah wilayah di Sulteng selama sepekan ini diguyur hujan ringan sampai lebat.
Hujan lebat berpeluang besar mengguyur beberapa kabupaten, termasuk Sigi sehingga rawan terjadinya bencana alam tanah longsor dan banjir. Karena itu, masyarakat yang tinggal di perbukitan maupun dekat aliran sungai diminta agar tetap meningkatkan kewaspadaan.
Dari sejumlah kejadian tersebut, sudah dapat dideteksi bahwa untuk
mengantisipasi kejadian serupa terus berlanjut, pemerintah Kabupaten Sigi harus
segera melakukan normalisasi sungai. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar