#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Minggu, 17 Juni 2012

Cara Meningkatkan Daya Jual Produk Organik

awam green

Produk pangan organik rupanya masih menjadi polemik yang cukup besar di kalangan para pengusaha pangan olahan di Indonesia. Indonesia yang notabene adalah negara yang kaya akan keanekaragaman pangan, masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan India. Hal ini diungkapkan secara lugas oleh Sabastian Saragih, Presiden AO I pada pembukaan  seminar “Tingkatkan Daya Jual Produk Organik melalui Pengembangan Pangan Olahan dan Penanganan Pasca Panen.”

“Saya menyambut baik mereka yang berani mengolah produk organik dan berharap agar saling membagi wawasan dan ilmunya dalam ajang ini,” tambahnya.

Swasembada Gula 2014 Sulit Tercapai

awam green

Prof. Dr. Bustanul Arifin, Guru Besar UNILA, Professorial Fellow di InterCAFE dan MB-IPB

Metro Kolom - Ekonomi gula kembai menyita perhatian publik setelah muncul sinyalemen dari Pemerintah sendiri bahwa target swasembada gula sebesar 5,7 juta ton pada tahun 2014 akan sulit tercapai. Apakah hal ini merupakan indikasi untuk merevisi target swasembada gula seperti pada era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid Pertama ataukah merupakan upaya serius untuk mengejar target swasembada tersebut? Hanya waktulah yang akan menjawabnya.

Para analis sebenarnya amat paham bahwa target swasembada gula 2014 itu sulit tercapai melihat persoalan di hulu usahatani dan hilir industri serta langgam administrasi birokrasi pemerintahan saat ini. Masyarakat awam pun cukup skeptis terhadap rekam jejak prestasi dan kapasitas pemerintah untuk sekadar memenuhi janji-janji politik yang dicanangkannya sendiri pada saat Pemilihan Umum.