awam green,
Ratusan warga dari delapan desa di Kecamatan Balaesang Tanjung,
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (5/7/2012) menyandera
sejumlah tetua adat setempat yang menyetujui rencana beroperasinya
perusahaan tambang bijih emas di Balaesang Tanjung.
Ratusan warga itu menjemput paksa sejumlah pengurus lembaga adat lalu dibawa ke Magau (jabatan adat) yang berkedudukan di Desa Ketong. “Mereka meminta supaya dewan adat mencabut dukungannya karena masyarakat sendiri menolak aktivitas tambang,” kata Amiruddin, salah seorang warga setempat.
Kepala Kepolisian Sektor Balaesang IPTU Teguh Basuki ketika dihubungi Kompas.com melalui telepon membenarkan adanya penyanderaan itu. “Kami berusaha melakukan negosiasi dengan warga agar aksi mereka ini tidak meluas menjadi bentrokan antarwarga sendiri. Kami yakin warga bisa memahami hal itu. Saya yakin mereka mau melepaskan tokoh adat yang mereka sandera itu,” ujar Teguh.
Ratusan warga itu menjemput paksa sejumlah pengurus lembaga adat lalu dibawa ke Magau (jabatan adat) yang berkedudukan di Desa Ketong. “Mereka meminta supaya dewan adat mencabut dukungannya karena masyarakat sendiri menolak aktivitas tambang,” kata Amiruddin, salah seorang warga setempat.
Kepala Kepolisian Sektor Balaesang IPTU Teguh Basuki ketika dihubungi Kompas.com melalui telepon membenarkan adanya penyanderaan itu. “Kami berusaha melakukan negosiasi dengan warga agar aksi mereka ini tidak meluas menjadi bentrokan antarwarga sendiri. Kami yakin warga bisa memahami hal itu. Saya yakin mereka mau melepaskan tokoh adat yang mereka sandera itu,” ujar Teguh.
