#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Minggu, 22 Juli 2012

Benarkah Terjadi Pelanggaran HAM Dalam Kasus Tambang Emas Donggala ?

Donggala, Balaesang Tanjung,
Disinyalir terdapat dugaan pelanggaran HAM dengan adalanya laporan penembakan yang dilakukan aparat Kepolisian Resor Donggala, saat unjuk rasa menolak tambang emas di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (18/7/2012) kemarin. Komnas HAM perwakilan Sulawesi Tengah akan menurunkan timnya untuk menyelidiki kasus penembakan warga yang diduga dilakukan oleh aparat Kepolisian Resor Donggala. Kelima warga yang tertembak itu, empat diantaranya adalah warga Desa Malei. Sementara satu orang lagi warga Desa Kamonji.

Keempat orang warga Desa Malei yakni Idin (35) terluka bagian betis kiri tembus lutut; Masnudin (50) tertembak bagian belakang tembus perut; Aksan (45) terluka tembak di bahu belakang kanan dan; Maruf (32) luka tembak di bagian pantat kanan, yang sampai saat ini masih berada di gunung. Sementara Rusli (38) terluka tembak di bagian paha kiri. Rusli adalah warga Desa Kamonji Protes warga menolak tambang karena lahan konsesi milik perusahaan itu masuk ke lahan pertanian mereka. Mereka juga berunjuk rasa karena pihak perusahaan tidak pernah mengajak warga berdialog secara terbuka untuk membicarakan masalah ini.

2,5 Juta Anak di Luar Sekolah Bakal Jadi Ancaman

Sebanyak 2,5 juta orang anak Sulawesi Selatan di luar sekolah, berdasarkan data UNICEF Indonesia, akan menjadi ancaman di masa mendatang. Anak-anak tersebut harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat.

Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Sulselbar, Maluku, Maluku Utara dan Papua, Purwanta Iskandar, di Makassar, Minggu (22/7/2012), mengatakan kondisi tersebut sangat memprihatinkan di tengah Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tahun. Menurutnya, anak-anak di luar sekolah itu sebagian besar berada di jalan sebagai pekerja anak.

Di sisi lain, lanjut dia, kebijakan Pemprov Sulsel melalui program pendidikan gratis yang dijalankan sejak 2008 dinilai belum dapat menjangkau jutaan anak di luar sekolah itu. Purwanta mengatakan, saat ini mereka memang masih anak-anak, tapi sepuluh tahun mendatang mereka akan menjadi orang dewasa sehingga dikhawatirkan menjadi potensi pengangguran baru ataupun pelaku tindak kriminal.