#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Senin, 23 Juli 2012

HUTAN KEMASYARAKATAN: 3 Kabupaten di Sulteng sumbang lahan

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Palu-Poso mengatakan tiga kabupaten di Sulawesi Tengah mengusulkan hutan kemasyarakatan dengan total luas 8.269 hektare guna optimalisasi sumber daya hutan bagi masyarakat.

Staf Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Palu-Poso (BPDAS) Abdul Hasim mengatakan usulan hutan kemasyarakatan (HKm) itu tersebar di tiga kabupaten di provinsi tersebut.

Ketiganya adalah Kabupaten Sigi dengan usulan HKm seluas 2.669 hektar, Kabupten Poso seluas 3.800 hektar, dan dan Kabupaten Buol 1.800 ha.

"Selain tiga kabupaten itu sebagian besar kabupaten di Sulteng memiliki potensi untuk pengembangan Hkm ataupun hutan desa," ujar Hasim , Senin (23/7/2012).

Longsor Dilokasi Tambang, Desa Tapunggaya Terancam Tenggelam

Wanggudu, Dampak negatif dari aktivitas pertambangan bena-benar kini telah dirasakan penduduk Desa Tapunggaya, Kecamatan Molawe, Konawe Utara (Konut). Akibat lonsor dari salah satu areal perusahaan pertambangan, akhir pekan lalu, desa itu terancam tenggelam dalam kurun lima tahun kedepan. "Penduduk di desa ini harus segera direlokasi sebelum memakan korban jiwa," ujar Hj Jamila, anggota DPRD Konut dari desa Tapunggaya, akhir pekan lalu.

Dikatakannya, perusahaan harus bertanggungjawab terhadap bencana alam yang akan menimpa desa tersebut. "Ini tidak bisa dibiarkan. Perusahaan harus bekerjasama dengan Pemkab mencari lokasi pemukiman bagi warga yang tinggal di aeral pertambangan. Sekarang ini sudah mulai longsor dan beberapa rumah tertimpa longsoran. Dan pada saat banjir bandang beberapa waktu lalu desa ini juga ikut tergenang banjir,” ujarnya.

Menurut Hj. Jamila, akses menuju desa itu sampai saat ini masih sangat sulit dilalui. Ini dikarenakan jalan ditempat ini semakin parah karena merupakan jalan tanah.