HARIANMERCUSUAR.COM - Warga Kota Palu hendaknya waspada untuk mengonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Palu. Hasil penelitian terbaru menyebutkan, ikan-ikan tangkapan nelayan Teluk Palu sudah tercemar limbah merkuri yang bersumber dari tambang emas tradisional Poboya.
Selama penelitian dilakukan, ada tiga jenis ikan yang diambil sebagai sampel, dengan panjang dan berat variatif. Ikan kerung-kerung yang memiliki panjang antara 11-21 centimeter dan berat antara 16-154 gram, rata-rata tercemar 0,115 nanogram per miligram (terendah 0,030 nanogram/miligram dan tertinggi 0,221 nanogram/miligram). Ikan bete-bete dengan panjang 8,5 centimeter dengan berat 9,2 gram terdeteksi mengandung 0,013 nanogram/miligram.
Meningkatnya konsentrasi merkuri pada udara dan air di Kota Palu, ternyata turut berpengaruh pada kandungan merkuri pada ikan di laut Teluk Palu. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti Jepang bersama peneliti dari Universitas Tadulako (Untad) Palu pada Oktober 2010, menemukan konsentrasi limbah merkuri pada air di muara sungai Palu dan ikan-ikan di Teluk Palu.
Selama penelitian dilakukan, ada tiga jenis ikan yang diambil sebagai sampel, dengan panjang dan berat variatif. Ikan kerung-kerung yang memiliki panjang antara 11-21 centimeter dan berat antara 16-154 gram, rata-rata tercemar 0,115 nanogram per miligram (terendah 0,030 nanogram/miligram dan tertinggi 0,221 nanogram/miligram). Ikan bete-bete dengan panjang 8,5 centimeter dengan berat 9,2 gram terdeteksi mengandung 0,013 nanogram/miligram.