#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Kamis, 02 Agustus 2012

Komisi III Minta Izin PT CMA Dicabut

" Buntut dari Kerusuhan di Balaesang Tanjung "
Tidak ada alasan bagi Pemkab Donggala untuk tidak segera menghentikan sementara atau mencabut permamenIzin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi PT Citra Manunggal Abadi (CMA) yang beroperasi di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala.

Apalagi keberadaan perusahaan tambang yang kini menuai pro dan kontra dari warga itu, telah menimbulkan gejolak sosial, kerugian materi, hingga satu orang tewas yang diduga terkena peluru aparat kepolisan saat mengamankan aksi kerusuhan di daerah tersebut pada 17-18 Juli lalu. Demikian ditegaskan Ketua Komisi III DPRD Donggala Arty Kailiwati kepada Radar Sulteng, Rabu kemarin (1/8).

Rabu, 01 Agustus 2012

Warga Antitambang Ditembaki dari Belakang

Dedi Askary dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Sulawesi Tengah, mengusulkan uji balistik terkait penembakan warga di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah saat demonstrasi antitambang hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Dari investigasi kami di lapangan, polisi menggunakan peluru tajam saat membubarkan demonstran. Hal ini dibuktikan dengan adanya selongsong peluru yang kami temukan di lapangan adalah selosong peluru untuk senjata SS1 yang biasa digunakan Brimob," kata Dedi Askary